Posting tamu oleh : Ipung Mbuh
Catatan perjalanan ini berkisah mengenai pulau yang disebut Pulau Biawak. Sesuai dengan namanya, di pulau ini banyak terdapat Biawak (Varanus salvator), dari yang berukuran sedang sampai berukuran besar, berkeliaran di sepanjang pantainya. Selain disebut Pulau Biawak, pulau ini juga biasa dikenal dengan sebutan Pulau Menyamak dan Pulau Byompis.
Tentang Pulau Biawak
Pulau Biawak terletak di sebelah utara Pulau Jawa bagian tengah. Masuk wilayah administratif Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan terletak di koordinat 06°56’022’’ LS dan 108°22’015’’ BT. Dengan luas daratan ±742 Ha yang sebagian besar terdiri dari hutan bakau, pulau Biawak menjadi kawasan konservasi endemik burung-burung liar dan (tentu saja) bagi biawak-biawak yang ada disana.
Kepulauan Biawak sebenarnya terdiri dari 3 (tiga) kepulauan besar yaitu Pulau Gosong, Pulau Candikian dan Pulau Biawak itu sendiri.
Selain sebagai kawasan konservasi, Pulau Biawak juga merupakan pulau yang penting bagi jalur pelayaran domestik karena terdapat menara mercusuar peninggalan Belanda yang masih aktif memandu kapal-kapal besar dan kecil hingga saat ini.
Bersama dengan 10 (sepuluh) orang rekan perjalanan yang berasal dari Jakarta dan Indramayu, kami menuju kesana. Weekend trip selama tiga hari, dari hari Jumat (malam) sampai Minggu (malam), pulang pergi dari Jakarta.
Budget dan Jenis Perjalanan
Perjalanan kami ini ngeteng, sambung menyambung kendaraan umum dari Jakarta sampai Indramayu lanjut ke Pulau Biawak, dengan grade moderate ekonomis. Budget selama perjalanan untuk transportasi, akomodasi dan lain-lain berkisar kurang dari Rp 500.000,- (estimasi dari Jakarta).
Informasi Kontak
Selama di Indramayu kami didampingi oleh Mas Turidi (08129648931) dan Mas Wawan (08179070867), fotografer-fotografer lepas Indramayu yang concern dengan budaya dan potensi wisata di Indramayu.
Kami menyewa kapal dari Pak Darji (085929029394), nelayan ikan tempatan yang sehari-hari melaut dari pelabuhan Karangsong. Kita dapat bertanya kepada Pak Darji mengenai kondisi cuaca, gelombang laut dan hal-hal teknis lainnya terkait perjalanan laut ke pulau Biawak.
Transportasi
Seperti dijelaskan di atas, trip kali ini kita menggunakan kendaraan umum yaitu:
- Bis Jakarta (Jatibening) – Indramayu (Perempatan Celeng): Rp 25.000 - 35.000,-; 5 Jam
- Ojek Perempatan celeng – TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Karangsong: Rp 20.000,-; 30 menit
- Kapal Nelayan (medium) Karangsong – Pulau Biawak, kapasitas (10-15 orang): Rp 1.800.000,- (PP) ; 4 jam
Objek Wisata
Ada beberapa objek wisata yang cukup menarik di dalam pulau ini:
(1) Hutan Bakau dan Pinus
Pulau Biawak memiliki hutan bakau yang masih cukup lebat. Selain bakau, pinus juga cukup banyak ditemukan di tengah pulau yang merupakan tempat berkumpulnya burung-burung. Terdapat tangga kayu yang pada awalnya digunakan untuk bisa masuk ke dalam hutan bakau tanpa perlu masuk ke rawa-rawa, namun kondisi pada saat kami datang, tangga kayu tersebut sudah rapuh dan rusak cukup parah.
Kawasan Konservasi Pulau Biawak.
Foto (c) Ipung Mbuh, 2010
(2) Biawak
Biawak yang merupakan satwa endemik pulau ini memiliki penciuman yang tajam. Apabila kita ingin melihatnya, kita bisa meletakkan ikan atau daging di dermaga dan dalam waktu yang tak terlalu lama, biawak-biawak akan berdatangan. Biawak-biawak di pulau ini tidak takut terhadap manusia. Mereka cukup berani mendekat, namun kita tetap perlu mewaspadai sabetan ekor biawak tersebut.
Biawak yang merupakan satwa endemik pulau ini memiliki penciuman yang tajam. Apabila kita ingin melihatnya, kita bisa meletakkan ikan atau daging di dermaga dan dalam waktu yang tak terlalu lama, biawak-biawak akan berdatangan. Biawak-biawak di pulau ini tidak takut terhadap manusia. Mereka cukup berani mendekat, namun kita tetap perlu mewaspadai sabetan ekor biawak tersebut.
Satwa penghuni Pulau Biawak.
Foto (c) Ipung Mbuh, 2010
Foto (c) Ipung Mbuh, 2010
Mercusuar setinggi 65 meter yang ada di Pulau Biawak didirikan pada jaman penjajahan Belanda oleh ZM Willem pada tahun 1872. Arsitektur Mercusuar hampir sama dengan Mercusuar yang ada di Bangka Belitung dan Anyer Tangerang. Mercusuar tersebut masih digunakan hingga saat ini. Dengan anak tangga melingkar yang cukup kecil dan berkarat di dalam mercusuar, perlu kehati-hatian ekstra untuk bisa menaikinya. Setelah sampai di puncak mercusuar, pemandangan lepas pantai dan dermaga pulau Biawak bisa terlihat.
Mercusuar Pulau Biawak dan pintu masuknya.
Foto (c) Ipung Mbuh, 2010
Pemandangan dari atas mercusuar.
Foto (c) Ipung Mbuh, 2010
(4) Pulau Gosong
Pulau Gosong ini sebenarnya adalah sebuah atol berbentuk cincin dengan kepala cincinnya merupakan daratan kecil yang ada di atas permukaan laut, sedang tengah-tengah cincin adalah karang dangkal yang tenggelam di permukaan laut.
Berjarak sekitar 1 (satu) jam perjalanan berperahu dari Pulau Biawak, Pulau Gosong ini sebenarnya menarik untuk digunakan berenang dan snorkeling. Sayangnya, karang di Pulau Gosong ini sudah banyak yang rusak, yang konon kabarnya akibat pengerukan untuk pembangunan Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan Exor I sekitar tahun 1980-an. Selain Pulau Gosong, terdapat pula Pulau Candikian, yang sayangnya tidak sempat kami datangi.
TIPS:
- Apabila merencanakan weekend trip, sebaiknya berangkat dari Jakarta lebih awal (20.00 WIB) agar bisa sampai di pelabuhan sekitar tengah malam lalu dilanjut ke Pulau Biawak, agar pagi mendapatkan pemandangan matahari terbit pada saat di atas kapal ketika menuju ke Pulau Biawak.
- Akan lebih baik bila menunggu bis ke Indramayu dari terminal bayangan Pintu Tol Jatibening (24 jam). Hal ini dikarenakan bis ke Indramayu dari Terminal Kampung Rambutan sudah tidak beroperasi selepas pukul 22.00 WIB dan ngetem-nya lama-pun.
- Karena Pulau Biawak merupakan pulau yang dikelilingi karang, pada malam hari biasanya arus surut, sehingga perahu yang ditambatkan di dermaga menjadi terdampar dan baru bisa keluar dermaga setelah air pasang (sekitar 12.00 WIB). Hal ini akan mempengaruhi waktu kepulangan kita sehingga perlu diperhatikan lebih lanjut.
- Setelah dari Pulau Biawak, lebih baik menyewa angkot (Rp 75.000,-) dari Dermaga Karangsong untuk berkeliling kota Indramayu, sebelum pulang ke Jakarta. Ada beberapa obyek wisata yang cukup menarik di Indramayu seperti kota tua, wisata kuliner di Sport Center (semacam alun-alun tempat berkumpul warga) dan lain-lain.
- Kalau anda cukup berani, ternyata di Indramayu banyak yang menjual Sate Biawak...!!!
- Jangan makan pilus D*a Kelinci kalau sedang naik kapal. Potensial muntah!
- Ombak dari Indramayu ke Pulau Biawak lumayan tinggi.
- Hati-hati, bis Pantura terkenal rawan copet.
REFERENSI
- http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Biawak
- http://dhamadharma.wordpress.com/2010/03/13/wisata-pulau-biawak-indramayu/
- http://liburan.info/content/view/12/43/lang,indonesian/
- http://wikimapia.org/#lat=-6.1234869&lon=108.401413&z=11&l=0&m=w
Profil Kontributor
Ipung Mbuh, backpacker pemula berlatar belakang pendidikan hukum dengan haluan ideologi moderat ini sangat menyukai kopi dan sudah bisa lepas dari rokok (kecuali kalo nge-trip). Sementara ini sedang memburuh di ibukota. Kumpulan tulisan serta foto Ipung lainnya dapat diikuti di LembaranPung.
0 comments:
Post a Comment