Thursday, December 9, 2010

Pulau Komodo, Hunian Para Kadal Purba Raksasa

Catatan Penulis: Artikel ini merupakan kerjasama dengan Visit Indonesia, untuk membantu kampanye Komodo untuk 7 keajaiban dunia.

Salah seorang teman saya baru saja pulang dari Taman Nasional Komodo, di Kepulauan Nusa Tenggara. Ia mendapat semacam beasiswa jalan-jalan gratis dari Kementrian Budaya dan Pariwisata Republik Indonesia, sekaligus untuk turut mendokumentasikan salah satu finalis 7 keajaiban dunia tersebut. Wah jadi penasaran juga saya menunggu ceritanya, soalnya saya sendiri belum pernah ke sana. Sayang kami tidak sempat bertemu waktu ia mampir di Jakarta. Jadi sekarang saya tinggal bersabar saja menunggu ia mulai menulis catatan perjalanannya, hehehe...

Backpacker wanita berparas manis yang berkerudung ini juga sempat berkata kepada saya, "Kamu harus ke Flores mbak! Sumpah, keren gak karuan!" Aiihh, saya jadi ngiler pengen jalan-jalan juga ke Indonesia Timur, apalagi setelah melihat foto-fotonya... Put, Put, lain kali kamu harus jadi guide saya ya kalo sedang keliling-keliling ke sana lagi... :)


Komodo Island | by leafbug

Fakta Menarik tentang Komodo
Ingat si Komo? Tokoh fiksi ciptaan Kak Seto yang sering bikin macet jalanan? Walaupun komodo digambarkan secara lucu dan bijaksana pada karakter tersebut, tak disangka-sangka kadal purba terbesar di dunia yang tampak tenang tersebut adalah hewan karnivora yang cukup mematikan. Dalam sekali makan, ia dapat menampung hingga 80% dari bobot tubuhnya.


Komodo dragon a.k.a "Ora" | by Eric Kilby

Ngomong-ngomong soal komodo, kalian pernah menonton film Hollywood berdana rendah berjudul nama hewan purba tersebut tidak? Saya pernah (dan menyesal). Di film itu digambarkan bahwa komodo adalah kadal yang lincah dan haus darah, padahal sebenarnya walaupun memang lincah, komodo adalah hewan yang terbilang cukup malas dan ia lebih sering memakan bangkai dibandingkan berburu hewan. Penyerangan terhadap manusia sangat jarang terjadi, walaupun sempat tercatat ada beberapa kasus yang menyebabkan korban manusia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, tapi tidak sampai sehitungan jari-jari di tangan saya.

Jadwal makan komodo hanya sekitar 12 kali dalam setahun karena metabolismenya yang lambat, jadi jadwal berburunya juga tidak sesering hewan karnivora lainnya, misal: singa. Dapat dikatakan bahwa apabila dalam satu ekosistem yang bisa menampung beberapa lusin singa, akan dapat menampung sekitar 4000 ekor komodo, yang 350 di antaranya adalah komodo betina. Oh ya, fakta menarik lainnya: komodo adalah hewan yang memiliki sifat partenogenesis, hewan yang dapat bertelur walaupun tidak ada pejantan.

Menurut penelitian National Geographic, sebenarnya gigitan komodo tidak sekuat gigitan buaya, bahkan dikatakan mirip dengan gigitan kucing rumah. Rahang komodo tidak didesain untuk menghancurkan tulang, apabila ia mencoba untuk menghancurkan tulang buruannya maka rahangnya sendirilah yang akan hancur. Namun sistem gigitannya itu yang mematikan, istilahnya "gigit dan tarik" bagaikan alat pembuka kaleng, tak diragukan lagi bahwa buruan yang tergigit biasanya mati karena kehabisan darah.

Selain itu, apabila buruan sang komodo ini berhasil melarikan diri setelah tergigit, ratusan bakteri yang berasal dari ludah komodo pun secara perlahan akan menginfeksi luka buruannya dalam waktu 24 jam. Yep, ludahnya saja bersifat mematikan. Tak heran, apabila ada pelancong yang ingin berwisata ke tempat para komodo, mereka harus didampingi oleh para jagawana yang telah berpengalaman.

Taman Nasional Komodo, Rumah Nyaman Para Kadal & Spesies Bawah Laut
Kita sebagai warga negara Indonesia boleh turut berbangga bahwa habitat asli hewan langka ini terdapat di negara kita, sehingga banyak wisatawan asing yang khusus datang ke Indonesia hanya untuk melihat komodo liar (yang disebut "ora" dalam bahasa lokal).

Apabila Anda telah membaca fakta-fakta menarik di atas dan tetap berani untuk berjumpa dengan para kadal raksasa tersebut, Anda dapat mengunjungi Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur, tepatnya di antara Pulau Sumbawa (NTB) dan Pulau Flores (NTT).

Taman Nasional Komodo ini terdiri dari tiga pulau besar, yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar, beserta puluhan pulau kecil di sekitarnya. Selain komodo, Taman Nasional Komodo juga memiliki kekayaan biota laut yang amat beraneka ragam dan luar biasa indah. Sebagai rumah dari sekitar 365 lebih spesies bawah laut (bervariasi dari koral, hutan bakau, ratusan ikan, lumba-lumba, paus, penyu, dan masih banyak spesies lainnya), maka salah satu aktivitas utama yang wajib dilakukan selama di sana adalah diving dan snorkeling.

Salah satu titik penyelaman yang paling terkenal adalah di sekitar Pulau Merah atau Pulau Pink, pulau ini dinamakan demikian karena memiliki pasir berwarna merah muda yang cantik sekali. Selain Pulau Merah, titik penyelaman favorit lainnya adalah Batu Bolong dan Pulau Tatawa.



Scuba diving at Komodo National Park
| by
Ilse Reijs and Jan-Noud Hutten


Keunikan Taman Nasional Komodo sebagai satu-satunya habitat liar komodo di dunia - sekaligus sebagai lokasi yang memiliki kekayaan biota laut yang menakjubkan, menjadikan destinasi ini sebagai salah satu dari 28 finalis untuk 7 Keajaiban Dunia Terbaru (New 7 Wonders). Wah saya jadi tambah ngiler mau ke sana...

Ah pokoknya suatu saat nanti saya harus ke sana!
Untuk sementara ini, saya mau vote saja dulu...
Anda sudah ikutan vote belum? :)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting