Sunday, October 31, 2010

I'm Indonesian Project: Istanbul, Turki

Kontribusi dari: Ronggo Ahmad Wikanswasto,
untuk I'm Indonesian Project.
"Grand Bazaar yang berada di Istanbul, Turki, diklaim sebagai pasar tertutup yang tertua dan terbesar di dunia dengan detil arsitektural yang indah dan unik. Pasar ini terdiri dari lebih 58 jalan yang tertutup atap dan lebih dari 1.200 toko-toko yang menarik dengan tingkat kunjungan antara 250.000 dan 400.000 pengunjung perharinya. Pertama kali dibuka pada tahun 1461, pasar ini terkenal dengan perhiasan, tembikar, rempah-rempah, dan karpetnya."


The Nuruosmaniye Gate of the Grand Bazaar, opened in 1461.
Foto (c) Ronggo Ahmad Wikanswasto, 2010



Grand Bazaar, inside.
Foto (c) Ronggo Ahmad Wikanswasto, 2010



Hagia Sophia Museum.
Foto (c) Ronggo Ahmad Wikanswasto, 2010



Profil Kontributor
Ronggo, teman saya, kini bekerja sebagai seorang tenaga ahli di Bontang, Kaltim. Mempunyai hobi fotografi dan jalan-jalan. Ini adalah hasil jepretannya kala menghabiskan jatah cuti di Istanbul (Turki). Anda dapat melihat koleksi jepretan Ronggo lainnya di Ronggo130's Photostream.

[ Ingin turut menyumbang catatan perjalanan, artikel traveling, atau foto? ]
---

Friday, October 29, 2010

Tips: Do's and Don'ts in Singapore

Posting tamu oleh : Ayudya Novinier


Merlion Statue, Singapore. | by B_cool

Singapura? Negara bersimbol singa dengan badan duyung ini memang merupakan salah satu destinasi favorit para wisatawan Indonesia. Namun ada beberapa hal yang perlu/harus dan jangan dilakukan selama traveling ke Singapura:

Do's:
  1. Minum:
    Kalo haus di tengah jalan, masuk aja ke toilet umum. Di sana kita bisa minum air krannya. Jangan khawatir dan ga usah malu, seluruh air kran di Singapur itu terjamin bersih & ga mengandung bakteri. Lebih enak lagi di bandara Changi, airnya duinggiinn.
  2. Transportasi:
    Gunakan MRT (Mass Rapid Transportation) ke mana-mana, apalagi untuk jarak jauh. Ikutan antri 1 baris ya kalo mo masuk MRT, jangan nyelak. ;)
  3. Oleh-oleh:
    Beli souvenir di Arab street. 15 buah gantungan kunci dijual seharga $10, kalau beli di Bugis Junstion bakal lebih mahal, maksimal kita cuma dapet 12 buah gantungan kunci untuk $10.
  4. Menikmati Singapura:
    Kongkow di Esplanade, jalan aja dari Merlion Park terus aja arah Esplanade. Pada malam hari di sana banyak yang kongkow. Ga perlu beli makanan/minuman di resto, cukup beli di 7/11 (Seven Eleven) aja. Duduk deh menikmati Singapore River sampai pagi.

Don'ts:
Singapore is a FINE city. (Fine di sini memiliki arti harfiah: "baik" atau "denda"). Yup, Singapura itu negara denda, segala sesuatu yang tidak sesuai pasti bakal didenda.

Memang kalo dilihat-lihat kita tidak akan bertemu polisi di jalan, tapi jangan salah, setiap sudut kota dipasang surveillance camera dan banyak polisi yang menyamar juga. So, jangan macem-macem deh. Contoh denda yang seringkali tertera di ruang publik Singapura adalah seperti ini:
  1. No littering or spitting in public area, FINE $1000
  2. No drinking and eating in public transportation (Bus, MRT, Taxi, etc).
    Catatan: Kalau mau minum atau ngemil, lebih baik di terminal atau stasiunnya saja.
  3. No smoking in a public area, Fine $1000
  4. No feeding the birds, FINE $1000
Jangan heran kalo negara kecil ini jauh lebih tertib dan bersih ketimbang di Indonesia. penduduknya pun tidak ada yg ngelanggar aturan-aturan ini, justru mereka ngerasa malu kalo melakukan semua yang tertulis di atas itu. Orang Indonesia pun ikut-ikutan tertib di Singapura, lalu kenapa kita nggak bisa tertib dan diatur juga ya kalo di negara sendiri? Tanya kenapa??


Profil Kontributor

Ayu, teman saya yang juga pecinta jalan-jalan ini, kini bekerja di sebuah lembaga pemerintah bidang kesehatan. Salah satu prinsip hidupnya adalah "make your life as simple as possible so it won't burden your mind". Tulisan Ayu lainnya dapat dilihat di blog pribadi miliknya : Pieces of Me.


Monday, October 25, 2010

Eat, Pray, Love: Solo Travel Tips for Women (and Men)

Baru-baru ini saya menonton "Eat, Pray, Love", sebuah film tahun 2010 yang diangkat dari novel memoar laris berjudul serupa (saya belum baca novelnya).

Inti cerita dari film ini adalah tentang seorang wanita sukses (punya karir yang bagus, suami ideal, dan seterusnya) yang pada suatu titik dalam hidupnya tiba-tiba merasa "kosong" dan patah hati.

Ia kemudian melakukan perjalanan seorang diri ke tiga negara dalam upaya untuk mengisi kekosongan dirinya dan mencari tahu apa yang sebenarnya ia inginkan di hidupnya. Negara yang dikunjunginya adalah Italia (Roma), India (Pataudi), dan Indonesia (Bali).

Filmnya sendiri menurut saya cukup bagus. Walaupun waktu awal-awal agak terasa membosankan, namun pada akhirnya bisa saya nikmati juga.

Film ini, selain penuh dengan kata-kata bijak menenangkan untuk yang sedang patah hati, membuat saya banyak berpikir dan bertanya kepada diri sendiri:
"Asik banget jalan-jalan sendirian gitu, gw bisa ngga ya?"
"Tapi duitnya darimana ya? Musti nabung banyak-banyak dulu..."
"Eh apa dia sekaligus kerja ya pas lagi jalan-jalan?"

"Lucu juga tuh penginapannya, sebulan bayarnya berapa ya?"
"Wuaaa, pizza segede itu porsi buat satu orang??"

"Italiii, indah banget!"

"Indiaaa, unik banget!"

"Baliii, tunggu saya!"

"..."
"Lhooo, ada Christine Hakim!" (ya, saya memang ketinggalan berita)


Hehehe... Jujur, pikiran saya kebanyakan hanya ke bagian makan dan jalan-jalannya aja. Menurut saya, sang tokoh utama tampaknya lebih berfokus kepada hubungan cintanya ketimbang menikmati "the joy of being alone" dan kebebasan dalam menikmati "me-time" nya sendiri. Sayangnya lagi, ia tidak terlalu banyak mengeksplorasi budaya dan tempat-tempat baru di negara-negara yang dikunjunginya, kecuali waktu di Italia mungkin.

Yah, itu sih pendapat saya, tapi sekarang saya bukan mau membahas film itu, tapi mau membahas tentang solo traveling.

Apa sih solo traveling itu?
Solo traveling alias jalan-jalan seorang diri tanpa teman jalan memang punya trik-triknya sendiri, terutama untuk pejalan wanita. Keselamatan dan keamanan adalah salah satu poin yang paling diperhatikan bagi para pejalan wanita.

Catatan penulis: Saya sendiri belum pernah mencobanya, tapi tidak menutup kemungkinan untuk melakukan solo traveling suatu saat nanti. ... Nanti.

Menurut para solo traveler wanita yang sudah berpengalaman, rasa takut pasti ada pada saat pertama kali mereka bepergian sendirian tanpa teman jalan. Namun semakin lama kita bepergian, maka semakin beranilah kita. Merasa kesepian? Itu biasa, tapi dalam perjalanan pasti ada saja teman baru yang kita temukan.


Solo traveling: A way to learn better about yourself. | photo by AlicePopkorn

Banyak yang berpendapat bahwa dengan solo traveling kita akan lebih mengenal diri kita sendiri, karena selama perjalanan kita akan lebih banyak berkomunikasi ke diri sendiri dan hanya dapat bergantung dengan diri kita sendiri.

Mungkin hal itulah yang akhirnya ditemukan Elizabeth Gilbert, tokoh utama dalam film "Eat, Pray, Love" (diperankan oleh Julia Roberts). Pada akhir cerita, dengan banyak dukungan dari teman-teman barunya, Gilbert menemukan satu titik pencerahan saat ia berhasil berkomunikasi kepada dirinya sendiri dan berhasil menciptakan rasa percaya dirinya untuk menjalani sesuatu (hubungan cinta) yang baru. Oh, the power of traveling!

20 Solo Travel Tips for Women (and Men)
Ingin mencoba solo traveling (dan menemukan Felipe Anda, jika beruntung)? Merangkum dari berbagai sumber, di bawah ini ada beberapa tips untuk para solo traveler pemula:

Keselamatan dan Keamanan
(1) Selalu cari tahu lebih dahulu tentang budaya yang terdapat di daerah tersebut.
(2) Cobalah bersikap seperti warga lokal.
(3) Hindari menggunakan pakaian yang terlalu terbuka dan gadget yang terlihat mahal, bersikaplah konservatif dan sederhana.
(4) Yakinkan bahwa ada seseorang yang tahu di mana Anda berada, baik itu resepsionis hostel maupun teman Anda. Jangan lupa tinggalkan draft itinerary Anda kepada orang rumah.
(5) Ketahui dan pelajari bahasa percakapan lokal mendasar. Atau selalu bawalah buku percakapan dasar ke manapun Anda pergi.
(6) Gunakan cincin kawin (walaupun Anda belum menikah), ini berguna untuk mencegah datangnya gangguan tertentu untuk para solo traveler wanita.
(7) Percayai insting Anda. Apabila insting Anda mengatakan bahwa sesuatu itu berbahaya, hindari secepat mungkin.
(8) Gunakan tanda "Do Not Disturb" ("Jangan Diganggu") di pintu kamar Anda.

The Joy of Being Alone
(9) Saat makan di luar, ambillah tempat duduk di pojok cafe/restoran yang memiliki pemandangan keluar.
(10) Bawalah bacaan atau jurnal untuk menulis sebagai pengisi waktu saat Anda menunggu sesuatu maupun sedang bersantai.
(11) Nikmatilah mengamati orang yang lalu lalang beserta kesibukannya masing-masing, juga asahlah "the fine art of eavesdropping" (seni mencuri dengar) Anda.

Merasa kesepian?
(12) Teleponlah keluarga atau teman Anda di rumah.
(13) Cari sambungan internet dan buka akun Facebook Anda untuk berinteraksi dengan keluarga atau teman di rumah.
(14) Sebelum berangkat jalan-jalan, bawalah sarung bantal Anda dari rumah dan gunakan di kamar tempat Anda menginap. Terkadang membawa satu benda yang familiar dengan tempat asal Anda akan sedikit mengobati homesick.
(15) Buatlah network sebelum Anda bepergian, baik itu dari temannya teman, kenalan orangtua Anda, dan semacamnya. Paling tidak Anda akan merasa aman apabila di tempat tujuan ada seseorang yang bisa Anda hubungi segera bila terjadi sesuatu.
(16) Keluar dari kamar Anda dan buatlah teman baru.

Mari Berteman
(17) Siap-siap untuk nongkrong di common room hostel Anda dan mulailah mencari teman mengobrol, carilah para backpacker yang terlihat santai dan ramah untuk diajak mengobrol.
(18) Bergabunglah dengan guided tour agar bertemu dengan traveler lainnya.
(19) Ikuti kelas yang terkadang disediakan oleh pihak hostel, contohnya: kelas memasak makanan Thailand, kelas yoga di India, dan sejenisnya.
(20) Senyum dan bertanyalah. Terkadang satu pertanyaan akan menjadi awal dari sebuah percakapan yang menyenangkan dengan seorang teman baru.

Akhir kata, mengutip Marybeth Bond, seorang travel writer dan female solo traveler berpengalaman:
"Be brave and take the plunge - try traveling solo, you may become a convert. Remember, it is better to BE alone than to wish you WERE alone."


Explore. Dream. Discover. | photo by [Satbir]

+ + + + +

Referensi lebih lanjut:

- Solo Travel: 6 Reasons To Wander Alone
- How to Prepare for Solo Travel
- Solo Travel: 10 Tips to Get You Started
- The Best Destinations for Women Traveling Solo
- Travel Alone and Love it: 50 tips
- 12 Ways to Combat the Solo Traveler Blues
- How Solo Travel for Women Changes You


Bacaan lebih lanjut:
[FREE e-Book] Glad You’re Not Here: A solo traveler’s manifesto(1) Free eBook - Glad You’re Not Here: A solo traveler’s manifesto
eBook gratis tulisan Janice Wough ini berisi alasan-alasan untuk melakukan
solo travel dan manfaat-manfaat yang diperoleh saat Anda melakukan solo travel. Anda akan lebih yakin untuk melakukan solo travel setelah membaca eBook ini!

[E-Book] The Art of Solo Travel: A Girls' Guide for women traveling solo(2) The Art of Solo Travel: the Premier Guide for Women Traveling Solo
Ini adalah eBook yang menjabarkan Solo Travel untuk para pejalan wanita. eBook yang ditulis oleh Stephanie Lee,
seorang solo traveler wanita berpengalaman, ini berisi semua pengetahuan dasar yang Anda butuhkan dalam memulai perjalanan solo Anda sendiri.

[Book] Gutsy  Women: More Travel Tips and Wisdom for the Road (Travelers' Tales)(3) Gutsy Women: More Travel Tips and Wisdom for the Road (Travelers' Tales)
Kebetulan saya lagi dipinjami sebuah buku oleh sepupu saya (yang juga pernah menulis posting ini). Buku ini berjudul: Gutsy Women: More Travel Tips and Wisdom for the Road (Travelers' Tales). Buku karya Marybeth Bond ini berisi banyak tips dan trik untuk bepergian sendirian, ditujukan lebih khusus untuk wanita, walau dapat diterapkan juga untuk pejalan pria. Banyak pula pengalaman dan kebijakan yang dapat kita temukan di buku ini. Salah satu kutipan yang saya suka dari buku ini adalah: "Remember, you only need three things to have a great trip: your passport, your money, and, above all, your sense of humor."

(4) Travel Hemat - Panduan Praktis Bagaimana Merencanakan dan Melakukan Perjalanan Hemat Keliling Dunia
[e-Book] Panduan Praktis Melakukan Perjalanan Hemat Keliling DuniaTampaknya tidak lengkap jika saya tidak memasukkan eBook karya Agung Basuki ini dalam daftar bacaan lebih lanjut. Ditulis dalam Bahasa Indonesia yang ditujukan khusus untuk orang Indonesia, eBook setebal 148 halaman ini sarat dengan informasi bagaimana mempersiapkan dan melakukan perjalanan keliling dunia dengan hemat, baik secara perorangan maupun bersama-sama dengan teman. Dicantumkan pula bagaimana cara menghasilkan uang saat kita sedang berjalan-jalan, sehingga biaya perjalanan kita dapat ditutup dengan penghasilan yang kita dapatkan.

Saturday, October 23, 2010

Perjalanan ke China: Hong Kong, Shanghai, Hangzhou (Part-1)

Posting tamu oleh : Dibya Kusyala

Catatan penulis: Tulisan ini merupakan bagian pertama dari perjalanan 3 kota di China pada awal bulan Juli 2010. Sempat tertahan hampir dua bulan karena pekerjaan, akhirnya selesai juga... :)

Awalnya
Sekitar Januari 2010, selepas perjalanan ke utara Malaysia, kami menemukan penawaran penerbangan murah ke Hong Kong dengan rute KL-HK seharga RM99 atau sekitar Rp 270.000,- Kebetulan periode terbangnya bertepatan dengan libur semester pertengahan 2010. Kebetulan lagi, usut punya usut di tanggal yang sama sedang berlangsung World Expo di Shanghai. Baiknya dipasang! Sekalian nengokin beberapa preseden yang dulu, saat jaman sekolah, sempat dipelajari : Kowloon, high density living, transportasi, sub-ground-up connection *halah*...


Pemandangan di sekitar bandara HK.

Foto (c) Dibya Kusyala, 2010

Perjalanan ke Hong Kong
Tibalah hari-H, 1 Juli 2010, kami berangkat pada tengah hari. Penerbangan rute KL-HK memakan waktu 5 jam. Bandara di HK sekilas mirip Changi, tapi lebih besar dan lebih sibuk. Impresi pertama saat datang adalah penataan HK yang sangat kompak.

Sepanjang perjalanan di atas bus jemputan bandara, kami melewati apartemen-apartemen yang super jangkung, jembatan-jembatan gantung, dan pelabuhan luas dengan latar belakang garis langit kumpulan gedung-gedung yang memadati tepian selat HK yang sibuk. Namun tampak kontras pula perbukitan-perbukitan yang hijau di tepian area dan tengah pulau. Beberapa pulau-pulau kecil tampak dibiarkan hijau lebat oleh pepohonan. Saat itu matahari tenggelam mirip koin emas dengan saputan awan tipis berlangit jingga. Sunsetnya sempurna 9.5 dari skala 10, saya beri nilai A+!

Kedai, pertokoan, tempat makan dan ruangan hotel yang kami temui ga kalah kompak. Kamar saya tidur super duper mini. Agak ga biasa karena kamar mandi menyatu dengan pantry kecil. Di depan kloset ada pemanas air dan perkakas makan. Aishh macam mana ni?

Keluar dari apartemen yang disewa pun kami menemukan pemandangan unik. Billboard dengan huruf kanji dan roman berjejal di sepanjang tepi gedung-gedung tinggi berebut perhatian konsumen. Dan sesaat setelah petang, neon-neon mulai menyala berwarna-warni menjadi penerang pedestrian yang minim lampu jalan.

Di sela keremangan ini, mulailah pedagang kaki lima membuka lapak. Satu-dua dari mereka menumpah ke jalan utama. Pejalan kaki sangat ramai, mereka mengalir dan terus bergerak. Sepanjang tepi jalan ditawarkanlah oleh-oleh, makanan, sayuran, kaos dengan harga yang terjangkau, ga beda jauh di pasar-pasar kita.


Nathan Road, Kowloon.
Foto (c) Dibya Kusyala, 2010

Hong Kong, here we come!
Berbekal peta kawasan-kawasan utama kota (dalam bahasa Inggris) yang dibagi gratis di bandara, kami mendapatkan informasi lengkap tentang atraksi-atraksi utama di Kowloon dan HK Island disertai list akses-akses transportasi publiknya.

Dan kami pun mulai menyusuri jalur-jalur MTR, bus umum, atau Star Ferry menggunakan ‘Octopus Card’ yang bisa digunakan untuk semua moda. Octopus Card ini mirip EZlink di Singapore, tinggal tap saja, bahkan bisa digunakan untuk berbelanja di Seven Eleven atau beli makanan di beberapa kedai sepanjang perjalanan. Sisa kredit dalam kartu ini dapat diuangkan kembali saat kita meninggalkan HK .

Sepanjang perjalanan, pedestrian cukup padat dan ini berlangsung sampai menjelang tengah malam. Kawasan Nathan Road yang menghubungkan titik-titik MTR utama di Kowloon (Mongkok, Jordan, dan Tsi Tsam Sui) dijejali dengan tempat belanja-makan-penginapan2 dengan beragam harga. Di sana pula kami temukan banyak warga Indonesia (kebanyakan TKW). Mereka selalu ramah untuk membuka pembicaraan. Hampir sama dengan di Malaysia, mereka bercerita tentang pekerjaan, asal, dan berapa lama di HK. Dari tampilan fisiknya, nampak tak banyak masalah. Di Hong Kong, konon jatah libur untuk para TKI cukup layak dengan cuti akhir pekan dan gaji relatif lebih besar dibandingkan pekerjaan di Malaysia-Singapore.

Eksplorasi Hong Kong
HK memiliki empat area utama, namun titik-titik atraksi banyak tersebar pada area Kowloon dan HK Island. Masing-masing memiliki CBD di sepanjang tepian air yang dihubungkan dengan ferry dan MTR line. Star Ferry yang menghubungkan dua tepian air ini cukup murah, sekali jalan harganya HK$2.5 atau sekitar Rp 25.000,- saja. Dan sepanjang perjalanan di atasnya kita bisa menikmati garis langit tepian air Kowloon dan HK Island. Waktu terbaik untuk menaiki Star Ferry ini adalah saat sunset dan jam 8 malam, karena ada pertunjukan lighting di puncak-puncak gedung sepanjang selat gratis selama 30 menit.


Bangunan tertinggi di Kowloon,
dirancang dengan pertimbangan fengshui.
Foto (c) Dibya Kusyala, 2010

Pada area Kowloon terdapat Star Avenue, tempat memorabilia artis-artis HK, yang dapat dinikmati sambil menikmati garis langit HK Island. Ada juga Temple Market, Ladies Market, Sport Shoes Market yang bisa ditawar meski harganya relatif tinggi untuk ukuran normal orang kita.

Bagi muslim, di area station MTR Tsim Tsa Sui terdapat Masjid Besar Kowloon. Kalau kita pandai-pandai mencari, di sekitar masjid ini tersebar kedai-kedai makanan halal. Rekomendasi lain adalah Museum Sejarah Hongkong yang masih bisa diakses dengan berjalan kaki dari Tsim Tsa Sui Station.


The Peak at terminus.

Foto (c) Dibya Kusyala, 2010

Di area HK Island, atmosfernya lebih bersahaja dan terasa lebih ‘China’. Di sini atraksi yang menarik adalah The Peak yang bisa diakses dengan tram dari terminus di bawahnya. Untuk naik ke atas dan menikmati indahnya HK di malam hari dari ketinggian diperlukan biaya sekitar HK$30 dan naik ke atas bangunan pengamatan dengan harga yang hampir sama. Semua tinggal tap aja dengan Octopus Card.

Atraksi lain yang terkenal murah dan unik adalah tram di sepanjang jalanan di HK Island. Sekali naik harganya HK$2 untuk satu trayek penuh yang jaraknya lumayan jauh, ini bisa dianggap sebagai city tour murah meriah. Trem ini memiliki jendela kayu terbuka sehingga kita bisa menikmati pemandangan bangunan-bangunan arsitektural yangcukup terkenal, di antaranya HSBC dan Bank of China yang dirancang oleh Norman Foster dan IM Pei.

Akomodasi
Direkomendasikan Yesinn Hostel (di area HK Island). Harganya untuk tipe dorm sekitar Rp 120.000,-/bed/malam. Hotel ini berada di sebuah gedung flat mirip kebanyakan hotel di HK. Untuk masuk kita harus naik lift dan menuju lantai atas. Terkadang kamar kita berada di lantai yang berbeda dengan lokasi meja resepsionisnya dan harus diakses menggunakan lift lagi. Yessinn ini adalah standar hostel yang bersih dan nyaman. Meski tidak mendapatkan makan pagi, tapi kasurnya empuk banget, begitu leyehan langsung merem.

Makanan
Kawasan Tsim Tsa Tsui tetap menjadi pilihan kami. Di sana terdapat komunitas muslim sekitar Masjid Kowloon yang berasal dari Arab, Pakistan, India (berkumpul di Cungkin Mansion, 200 m dari stasiun Tsin Tsa Sui).

Memilih makanan halal menjadi tantangan sendiri, karena tidak semua resto yang menyatakan dirinya halal belum tentu betul-betul halal. Jadi pilihan amannya adalah makanan vegetarian, makanan laut, atau ikan. Di Kings Road yang berjarak sekitar 1 km dari lokasi masjid terdapat Restoran Indonesia yang juga menyediakan menu-menu nusantara seperti Telur Bali dan Sayur Lodeh, termasuk Teh Botol Sosro. Tapi hati-hati disana pun mereka menjual menu pork (babi) ... :(

Hong Kong Disneyland!
Apabila Anda ada dana lebih sebesar HK$350 atau sekitar Rp 350.000,-, Anda bisa sekalian mengunjungi Disneyland di daerah Sunny Bay. Tiket itu bisa dipakai untuk mengunjungi semua atraksi di dalam kawasan theme park.

Beberapa atraksi yang ditawarkan adalah Adventure Land, Philharmagic, Tomorrow Land, (Live) Golden Mickey, Parade Karakter (4pm), dan Pesta Kembang Api (8pm). Bahasa yang digunakan mayoritas Cantonese dengan tambahan terjemahan inggris untuk pertunjukan-pertunjukan utamanya.


Golden Mickey at Hong Kong Disneyland.

Foto (c) Dibya Kusyala, 2010

Menuju Shanghai dengan China Railway
Setelah puas mengeksplorasi HK selama 4 hari, kami pun menuju China daratan dengan menggunakan kereta cepat. Dengan tujuan Shanghai, ada 2 pilihan dari stasiun Hunghorm, atau ke Shenzen dulu menggunakan jaringan China Railway. Praktisnya mah terus saja, tapi waktu itu, tiket Hunghorm-Shanghai dah habis dipesan sampai 1 bulan ke depan, jadinya kami bergerak keluar ke Shenzen. Si stasiun terakhir MTR HK, terdapat check point visa kunjungan ke China daratan, ternyata di stasiun itu pula tempat kita mulai bergerak ke arah Shanghai selama 23 jam.

Kereta memiliki fasilitas tempat tidur, yang terbagi menjadi dua jenis: (1) Hard, seharga Rp 400.000,-; dan (2) Soft, seharga Rp 600.000,-). Komunitas di HK yang tadinya multi ras dari berbagai negara mulai berganti dengan domerasa agak susah untuk memulai percakapan dengan orang-orang lokal ini karena kendala bahasa. Mayoritas mereka kurang menguasai bahasa Inggris. Maka perjalanan pun berlalu dengan berteman buku Sudoku.

Di luar kereta api, nampak lansekap daratan yang luas dengan pepohonan yang sejenis, jalanan dan infrastruktur yang besar dan lebar, serta rumah deret berketinggian 3-4 lantai yang tertutup samar-samar oleh kabut tipis. Bukan gambaran kota-kota China yang jorok dan miskin seperti cerita banyak orang selama ini, namun kota-kota yang sedang aktif membangun di sana-sini.


23 hours on a Misty Train.
Foto (c) Dibya Kusyala, 2010

Bersambung ke Perjalanan ke China: Hong Kong, Shanghai, Hangzhou (Part-2)


Profil Kontributor
Dibya, teman saya, adalah pecinta jalan-jalan yang kini bekerja sebagai lecturer di Kuantan, Malaysia. Profesi ini secara tidak langsung memberikannya banyak waktu untuk berjalan-jalan. Untuk tahun 2010, ia sudah menjadwalkan hari-harinya untuk agenda jalan-jalan sepanjang tahun (dengan berburu tiket pesawat promo murmer). Tulisan-tulisan Dibya lainnya dapat diikuti di Dibya Kusyala's Notes.

Wednesday, October 20, 2010

Photo(s) : Sulawesi Trip, 17 days on the road!

Foto oleh : Reno Raditya


(kiri) Monumen Yesus Memberkati;
(kanan)
Taipi Island, the best snorkeling spot so far.
Foto (c) Reno Raditya, 2010


Line Surgeonfish.
Foto (c) Reno Raditya, 2010



Private Pier and Sunset.
Foto (c) Reno Raditya, 2010


Patung-patung purbakala yang misterius di Lembah Bada.
(kiri) Our first megalith: Loga!;
(kanan) And here's the winner: Palindo (The Entertainer).

Foto (c) Reno Raditya, 2010


Tau Tau, patung kayu khas Sulawesi.
Foto (c) Reno Raditya, 2010



It took weeks for her to complete the weaving.
Foto (c) Reno Raditya, 2010



Torajan traditional cloths in To Barana.
Foto (c) Reno Raditya, 2010


Tambahan:
Saksikan kisah lengkapnya di "Indohoy: Stumble Into Indonesia's Unseen Places"! =)



Profil Kontributor
Reno Raditya, teman saya yang akrab dengan panggilan Tyo atau Reno ini, adalah seorang penikmat jalan-jalan yang mengklaim dirinya sebagai traveler, blogger, dan social media & trendings enthusiast. Saat ini salah satu kesibukannya adalah menjadi self-employed trip organizer. Foto-foto di posting ini adalah sebagian dari kumpulan jepretannya saat ia bersama teman-teman menjelajah Sulawesi selama 17 hari. Ingin jalan-jalan bersama Tyo? Silahkan mengunjungi Tustel Trip Indonesia: (We) Plan Your Trip.

[ Ingin turut menyumbang catatan perjalanan, artikel traveling, atau foto? ]

Monday, October 18, 2010

10 Pasar yang Patut Dikunjungi di Dunia

Saya suka sekali pasar, terutama pasar tradisional.

Setiap jalan-jalan ke tempat baru, salah satu tujuan utama saya adalah mengunjungi pasar lokalnya. Saya suka mengamati keramaian dan berbagai macam aktivitas yang terjadi di dalam pasar. Menurut saya, pasar adalah salah satu tempat di mana segala keunikan lokal berkumpul. Dan tidak melupakan satu hal juga, bahwa di pasar kita dapat berbelanja oleh-oleh secara murah meriah, ya toh? :)

Pasar-pasar di bawah ini merupakan pasar lokal yang patut menjadi destinasi wisata Anda berikutnya:

(1) Grand Bazaar, Istanbul, Turki


Grand Bazaar |
photo by varunshiv

Grand Bazaar yang berada di Istanbul, Turki, ini diklaim sebagai pasar tertutup yang tertua dan terbesar di dunia dengan detil arsitektural yang indah dan unik. Pasar ini terdiri dari lebih 58 jalan yang tertutup atap dan lebih dari 1.200 toko-toko yang menarik dengan tingkat kunjungan antara 250.000 dan 400.000 pengunjung perharinya. Pertama kali dibuka pada tahun 1461, pasar ini terkenal dengan perhiasan, tembikar, rempah-rempah, dan karpetnya.

(2) Dili Haat, Delhi, India


Dilli Haat |
photo by siresim

Dili Haat adalah kombinasi tempat makan dan pasar kerajinan yang terletak di jantung kota Delhi. Dili Haat memiliki kios makanan yang mewakili setiap negara bagian di India, menawarkan berbagai selera kuliner India yang lengkap.

(3) Ben Thanh Market, Ho Chi Minh City, Vietnam


Ben Thanh Market |
photo by Herajeng Gustiayu

Ben Thanh Market adalah sebuah pasar besar yang terletak di pusat kota Ho Chi Minh City (Saigon), Vietnam, di Dictrict 1. Pasar ini adalah salah satu struktur awal yang masih bertahan di Saigon dan dianggap sebagai salah satu simbol kota Ho Chi Minh City. Barang yang umum dicari di pasar ini adalah kerajinan lokal, tekstil, áo dài (baju tradisional Vietnam), dan souvenir, serta masakan lokal.

(4) Chatuchak Weekend Market, Bangkok, Thailand


Chatuchak Weekend Market | photo by antwerpenR


Chatuchak Weekend Market yang dikenal dengan sebutan J.J adalah pasar terbesar di Thailand. Berisi lebih dari 5.000 kios yang menjual berbagai macam barang, namun seperti namanya, kebanyakan kios di pasar ini hanya dibuka saat hari Sabtu dan Minggu.

(5) Izmailovsky Souvenir Market, Moscow, Russia


Izmailovsky Souvenir Market |
photo by DrBacchus

Izmailovsky Souvenir Market ini wajib dikunjungi apabila Anda sedang bertandang ke Moskow, Russia. Di sini Anda akan menemukan berbagai souvenir khas Russia yang unik. Dipagari oleh benteng kayu buatan, pasar yang begitu hidup dan ramai ini buka seharian penuh pada akhir pekan, tidak lupa disediakan banyak tempat untuk beristirahat apabila Anda sudah mulai merasa capai berkeliling.

(6) Temple Street Market, Hong Kong, China


Temple Street Market |
photo by S Baker

Temple Street Market adalah pasar yang berada di sepanjang jalan yang terletak di jalan Jordan dan Yau Ma Tei di Kowloon, Hong Kong. Terkenal juga sebagai Men's Street karena kebanyakan barang yang dijual adalah barang kebutuhan pria. Pasar ini dibuka pada pukul 2 siang, lalu lintas ditutup pada jam tersebut dan pengunjung akan mulai berdatangan. Pasar menjadi lebih ramai dan hidup saat hari menjelang malam ke subuh.

(7) Faneuil Hall Marketplace, Boston, Amerika Serikat


Faneuil Hall Marketplace |
photo by BostonPhotoSphere

Faneuil Hall Marketplace adalah sekumpulan bangunan bersejarah (Faneuil Hall, Quincy Market, North Market, dan South Market) yang berlokasi pada satu tempat dan kini berfungsi sebagai pasar festival. Pasar ini mengelilingi promenade di mana para street entertainer seperti juggler, pesulap, dan pemusik menghibur para pengunjung yang datang.

(8) Covent Garden Market, London, Inggris


Covent Garden Market |
photo by Thomas Euler

Covent Garden yang terletak di kota London, Inggris, merupakan area wisata yang terkenal oleh keberagaman aktivitas perdagangannya. Covent Garden sendiri adalah sebuah piazza bergaya Italia yang dikemas dengan berbagai restoran, bar, dan butik-butik ternama. Pada piazza terbuka ini, seringkali diadakan pertunjukan juggler, pantomim, berbagai variasi pertunjukan drama serta musik menghidupkan dan mengagumkan para penontonnya. Restoran, kafe, dan bar di sekeliling piazza ini menawarkan pemandangan menarik pada kesehariannya.

(9) Queen Victoria Market, Melbourne, Australia


Crowds in the Deli Hall - Queen Victoria Market |
photo by avlxyz

Queen Victoria Market di Melbourne, Australia, merupakan pasar terbuka yang digunakan bukan hanya digunakan sebagai tempat berbelanja, namun juga sebagai objek wisata yang menarik bagi penduduk lokal Australia dan turis-turis mancanegara. Denah pasar ini dibagi menjadi beberapa area sesuai dengan jenis produk yang dijual: "the Deli Hall", "Elizabeth Street Shops", "Fished Laneway", "Vic Market Place Food Court", "Fruit and Vegetables", "the Meat Hall", "Organics", "General Merchandise", "Victoria Street Shops", dan "the Wine Market".

(10)
Le Puces, Saint Ouen (Paris), Perancis


Les Puces |
photo by Trends Magazine Paris

Les Puces atau dalam arti harfiahnya, "the fleas" (Flea Market atau Pasar Loak) yang berlokasi di Saint Ouen, Paris, adalah salah satu pasar loak terbesar di Eropa yang memiliki lebih dari 2.000 toko yang menjual barang apa pun yang dapat Anda pikirkan. If you can imagine it, it's probably on sale here—somewhere!

+ + + + +

Tambahan Referensi (Pasar Sebagai Destinasi Wisata)
- Woman's Day: Flea Markets from Around the World
- National Geographic Traveler: Top 10 Shopping Streets

Sunday, October 17, 2010

Lovina Hotesl



Aneka Bagus Lovina Hotel

Aneka Bagus Resort and Spa is located on Pemuteran Beach at the Norwest coast of Bali, which are three hours from Ngurah Rai International Airport. The resort is close to Menjangan Island (considered to be the most beautiful diving spot in Bali), Bali Barat National Park, Banyuwedang Natural Hot Spring and other point of interest in Bali.
2 Royal Suite Villas with private swimming pool (each villa consist of two bedrooms).
14 Villas (each with indoor and out door bathrooms).
12 Lanai Rooms.
Self-adjusting air-conditioning system, IDD telephone, Mini Bar, Coffee and tea maker, Hairdryer, Hot and cold water, Bath-tub and outdoor shower, Cabled colour TV/Indovision, Private Safe Deposit Box, Private terrace

Service & Facilities
Swimming Pool, Restaurant, Bar, Drugstore, Library, Spa, Airport-Hotel transfer, Money Changer, Water Sports/Recreation, Laundry, Room Service, Doctor-on-Call, Parking Lot,

Sanur Hotels

Inna Grand Bali Beach Hotel

Welcome to The Grand Bali Beach, the island of Bali's original - and now newest - resort destination. The Grand Bali Beach located on the site of Bali's first five-star hotel - the Hotel Bali Beach founded in 1966 - is the most complete resort complex in Bali, featuring state-of-the-art visitor facilities, but also numerous artistic amenities that bring to life the cultural excellence of the Balinese people and their many talented neighbors.
Location: On the long, white sandy beach of Sanur from the luxurious ten-storey central tower building, the highest in Bali, landscaped tropical gardens spread out over 45 hectares, with a wide range of recreational facilities & the modern SPA.
TRANSPORTATION
From Kilometers Minutes By :
* Airport 15 20 Car
* Denpasar 5 10 Car
* Benoa Harbour 8 15 Car




Service & Facilities
There are 574 rooms in 3 types of accommodation: 111 rooms of Cottages, 208 rooms of 4 blocks two-stores buildings and 255 rooms of a ten-stores tower wing including a Presidential Suite and 24 Executive Suites.

All rooms have individually controllable air conditioning, humidity control, private bath/shower, radio, Satellite TV, fridge/mini-bar, hair dryer, coffee maker, in-house Movie channel, international direct dial telephone. Tower wing rooms also have in room safes and Card Key door locks.

Jimbaran Hotesl

Keraton Jimabaran Hotel

Keraton Jimabaran Hotel

Keraton Bali have 99 cottages and suites. All cottages have private bathrooms and balconies, individually controlled air-conditioning, in-house audio, video and television with parabola, direct dial telephone with IDD, hair dryer, fridge and 24 hour room service.
Each spacious room at the Keraton Bali has a lovely garden view. At the luxurious suites are fit for a king and queen. Indulge in a royal fantasy with the special added conveniences of a balcony, sitting room and jacuzzi.
Enjoy the pleasures of dining at the Keraton Bali.
Excellent service and delectable Chinese Cuisine are yours at the Singgasana Restaurant.
The Rajapala Coffee Shop offers an international menu to delight every taste. Delicious snacks are presented in baskets at the poolside or on the beachfront.
Keraton Bali provides excellent meeting and dining facilities for up to a hundred persons.
"A really unique, superb choice for meetings and banquets!" Put your mind at ease and impress your professional asociates in style at the the Puri Raja Conference and Banquet Room.






Facilities & Service
Airport Transfer, Tour / Travel Desk, Car rental, Doctor / Clinic, Beauty Salon, Baby Sitting Service, Baby Cots, Boutique, Shopping Arcade, Tarian Open Air Stage, Conference & Banquet Room, for up to 100 person, Laundry and Valet, 24 hours,
Recreational Facilities
Swimming Pool, Tennis Court, Table Tennis, Billiard, Games Room, Windsurfing, Fishing, Outrigger Sailing, Canoeing, Beach Volleyball, > Massage,
Recreational Facilities
  • Rajapala Coffee Shop
    - International Dishes, open 24 hours
  • Singgasana Restaurant
    - Chinese Cuisine
  • The Monkey Bar
    - a poll sunken bar
  • Teluk Jimbaran Bar
    - looking the bay
  • Putri Anjasmara Lobby Bar
    - entertained by live music and karaoke
  • Pizza Corner
    - located at pool side

Puri Bamboo Hotel

The hotel consists of 22 Standard Rooms, 17 Superior Rooms, 8 Deluxe Rooms and 3 Villas. All rooms are large, well designed and furnished with modern ethnic furniture.
Standard Rooms
Simple large rooms with private balcony located in three stories building overlooking the garden and the pool.
Superior Rooms
Traditional Balinese architecture rooms and private balcony with its modern ethnic interior and exterior.
Deluxe Rooms
Traditional Balinese architecture rooms with its modern ethnic interior and exterior make you enable to relax with your family in private family room or in your private balcony.
Villas
Private building in a private area with an open roof bathroom and private gazebo that bring you to feel a real Balinese house within the hotel.



Room Facilities
Air conditioner, Mini Bar, Colour TV, IDD Telephone, Bathtub and shower with hot and cold water, Private balcony

Our room service providing the most favourite dishes from international to local when you would like to have your meal in your room, open from 07.00 to 23.00

Facilities & Service
Safe deposit box in the deep trust, Cyber corner, Laundry and dry cleaning, Free shuttle to and from Kuta 3 times a day, Massage, Money changer, Souvenir shop and boutique, Child care service, Doctor on call (24 hours), Tour information and booking services, Taxi service

You may relax at our outdoor pool with its sunken bar for your favorite drink or sun- bathing.


The Winged Hotel





Hotel Facilities :

  1. Gues Room 
  2. Meeting Room
  3. Cozy Lobby
  4. Restaurant
  5. Laundry
  6. Harbor View Hall
  7. Swimming Pool
  8. Free Internet Service
Room

  • Superior
  • Deluxe
  • Suite




 





 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting