Tuesday, June 8, 2010

Photo(s) : Merauke, Papua

Foto oleh : Anto Lucu


Free!
Foto (c) Anto Lucu, 2010

Cheers! :)
Foto (c) Anto Lucu, 2010


Kondisi jalan di sebagian besar kawasan Merauke, Papua.
Foto (c) Anto Lucu, 2010


Profil Kontributor
Anto, teman saya, berprofesi sebagai dokter yang mencintai & dicintai anak-anak (hehehe). Ini adalah sebagian foto-fotonya saat ia sedang bertugas di Merauke, Papua.

Friday, June 4, 2010

Free Seats! Tips Booking Tiket Promo 0 Rupiah AirAsia

Posting tamu oleh : Dibya Kusyala



FREE SEATS adalah promo yang ditunggu-tunggu oleh pelanggan AirAsia, untuk bisa berjalan-jalan dengan biaya yang sangat terjangkau. You know lah... Harga tiket pesawat adalah salah satu elemen pembiayaan yang signifikan, ketika kita merencanakan sebuah perjalanan. Apalagi ke mancanegara.

Dalam setahun kalo tidak salah ada 2 periode untuk promo kursi gratis ini. Sekitar tengah tahun untuk penerbangan semester awal tahun berikutnya, dan akhir tahun untuk pertengahan sisanya. Promo ini menandai tanggal-tanggal penerbangan baru yang siap ditawarkan. Waktu promo berlangsung (biasanya dalam 5 hari) terdapat 1 juta tiket dengan management fee, biaya bahan bakar, dan harga tiket gratis alias 0 (zero).

Supaya sukses memburu tiket gratis, sebelumnya perlu dipahami tentang elemen penyusun tiket penerbangan. Sehingga kita tahu dan tidak kaget bahwa tiket yang kita book kadang tidak benar-benar ‘free’. Apabila kita tidak awas, elemen tersebut akan tetap aktif dan buntutnya akan kita bayar juga. Padahal mungkin tidak perlu dan sebenernya masih bisa di-’cancel’.

Jadi kesimpulannya, tujuan utama kita dalam hunting tiket murah adalah membayar hanya untuk jasa/layanan yang kita perlukan saja. Sehingga total biaya tiket menjadi maksimal (murahnya).

Biaya-Biaya Wajib
Elemen wajib ada 2, yaitu: (1) Pajak bandara dan (2) Biaya pengurusan pembayaran melalui internet yang kemudian disebut 'Convenience Fee'. Convenience fee ini baru berlaku bila kita menggunakan kartu kredit, tapi kalau kita menggunakan kartu debet, convenience fee ini selalu gratis).

Biasanya untuk bandara di luar Indonesia, pembayaran tiket sudah mencakup pajak bandara yang biayanya telah dicantumkan ketika booking tiket yang dibayar online dengan kartu kredit. Sedangkan untuk bandara-bandara di Indonesia, pajak bandara harus kita bayarkan on the spot di terminal keberangkatan setelah check in untuk terbang.

Jadi jangan lupa kalau mau terbang, siapkan uang tunai. Pajak penerbangan domestik sekitar Rp30.000,-. Bandung kalo tidak salah paling murah dengan harga pajak Rp75.000,-, Medan Rp100.000,-, dan yang termahal bandara-bandara int’l seperti Cengkareng, Juanda dan Ngurah Rai sebesar Rp150.000,-. Sedangkan pajak bandara untuk penerbangan internasional beragam.

Untuk Warga Negara Indonesia, jangan lupa juga membawa NPWP atau Surat Keterangan Tertanggung Pajak dengan pelengkap Kartu Keluarga, karena bila anda tak mendapat stempel bebas fiskal, uang 2,5 juta Anda akan melayang. Duit segitu mending buat sumbangan bagi yang perlu. :D

Biaya-Biaya Opsional
Elemen lainnya gw istilahkan sebagai biaya-biaya opsional. Yang bisa kita pilih terkait dengan jasa yang ditawarkan dan yang kita perlukan. Termasuk dalam biaya ini antara lain bagasi, asuransi keselamatan, pemilihan kursi, dan penjemputan dari bandara ke hotel/lokasi tertentu di wilayah tujuan.

Free offering (kiri) dari jadwal yang tersedia, dan pembayaran final (kanan), yang tidak free juga, tapi sudah merupakan penawaran termurah.

Biaya opsional seperti disebutkan sebelumnya, antara lain :
  1. Bagasi. untuk 15 kg pertama biayanya 20RM/setara Rp60.000,-
    Pilihannya beragam, ini bisa dilihat dan dipilih pada tahapan booking. Terdapat opsi yang benar-benar free alias tidak bayar dengan memilih ‘no bag checked’. Maksudnya, tidak ada barang yang masuk bagasi, tapi kita masih dibolehkan memasukkan 1 handbag berukuran sedang dengan berat tidak melebihi 7 kg ke dalam kabin/badan pesawat. Pengetatan bagasi dah mulai awal 2010 untuk penerbangan AirAsia. Bila kelebihan, setiap kilonya didenda Rp45.000,- di Indonesia, atau 20RM di Malaysia. Tinggal dikalikan saja, dijamin manyun. ):

  2. Asuransi keselamatan. Besarnya 18RM atau sekitar Rp60.000,-
    Tidak wajib, kita boleh melakukan penggagalan dengan menekan tombol cancel di kolom uraian tarif di sebelah kanan halaman booking.

  3. Pemilihan kursi, ada 2 jenis pemilihan kursi, hot-seats & ordinary-seats.
    Hot-seats adalah kursi di depan dan tengah yang dekat dengan pintu keluar darurat, dihargai senilai 25RM atau Rp75.000,-. Sedangkan ordinary-seats (kursi selain hotseats), dihargai senilai 5RM atau Rp15.000,-. Cancel pada pilihan ini akan ditempatkan dimana saja pada saat check in. Dan kita tak dikenakan biaya apa pun.

  4. Penjemputan (shuttle bus/van, sky-bus dll). Fasilitas ini akan mengantarkan kita pada saat datang di tempat tujuan. Jasa ini boleh untuk tidak kita pilih. Kalau pengalaman gw, cukup browsing atau membaca wikitravel dan blog-blog jalan-jalan lainnya, pilihannya lebih beragam dan seringkali jatuhnya lebih hemat.
Pilihan-pilihan tersebut di atas dapat kita pertimbangkan guna mendapatkan tawaran terhemat dan sesuai dengan keinginan kita. Sebelum period promo Freeseats sebaiknya pengisian ini kita latih sehingga familiar dan cepat. Mengingat saat promo lalulintas informasi di web AirAsia.com cukup padat merayap, kecepatan mengisi ini menjadi skill yang berguna. Practices make perfect! :D

Freeseats kali ini gw mencetak hattrick dengan mendapatkan 6 ticket return secara gratis. Paling hanya membayar pajak bandara dan convenience fee saja.

Tipsnya :
  1. Lakukan perburuan malam hari sekitar midnight di Malaysia dan Singapore, karena basis web AirAsia disana, ini bila koneksi internetnya lambat. Tapi untuk koneksi yang cepet kapan aja juga seringnya sukses.

  2. Hindari pemesanan weekend atau liburan karena jumlah freeseat-nya sedikit. Biasanya yang sukses dapat kursi ini yang berburu di awal-awal masa promo. Penerbangan midweek peluang dapatnya lebih besar yaitu Selasa-Rabu. Fokus pada akhir-akhir periode terbang yang ditawarkan, freeseats ditawarkan lebih banyak.

  3. Cari tujuan-tujuan yang kurang lazim, karena tujuan yang favorit sudah diincar oleh pemburu profesional, sekalian berpetualang. Rute Kuala Lumpur-Surabaya lebih banyak ditawarkan untuk promo dibanding Kuala Lumpur-Bandung atau Kuala Lumpur- Jakarta misalnya, meski jumlah penerbangan ke 2 rute ini jauh lebih banyak.

  4. Gunakan koneksi internet yang kuat, misalnya wi-fi kantor dicurigai lebih mantap dibanding modem-broadband. Dan kalau sudah masuk ke halaman booking jangan ditutup/close. Tapi maintain dan ubah-ubah isiannya saja. Misalnya dengan mengganti isian tanggal atau destinasinya saja. Dan perbarui penawaran AirAsia klik ‘update’, kalau ditutup dia akan kembali dari awal lagi dan mengantri lama dengan pemburu lainnya.

  5. Jangan melakukan multitasking entry for hunting, 1 hunt 1 moment, dan perlu bersabar. Eksekusi 1 proses agak lebih lambat jadi sambil melatih kesabaran.

  6. Buzz, buzz, buzz... Traffic may be a little busy in the moment...
    Perhatikan koneksi internet anda, lemot/tidak juga waktu perburuan peak-hour/tidak.

  7. Jangan cepat menyerah meski ada tulisan buzz.. buzz.. Refresh ketiga/keempat kadang baru mulai sukses.

  8. FYI, favourite destinations seperti HK, Bali biasanya ditawarkan bukan 0 tapi masih ada harga. Tapi dibanding harga normal masih dijamin lebih miring, itu sudah lumayan banget. Harganya setara dengan 'harga setara bus malam', contohnya KL-Bali Rp150.000,- atau KL-HK Rp300.000,-.

  9. Agar tidak ketinggalan, sebaiknya sign up untuk buletin Reda!ert eNewsletter yang disediakan pihak AirAsia, siapkan nomor kartu kredit yang siap pakai punya sendiri atau saudara, dan paspor bagi yang belum memilikinya.
g o o d l u c k !

PS. Artikel ini ditulis secara objektif tanpa adanya keterlibatan dan kerjasama terkait dengan pihak maskapai penerbangan AirAsia.


Profil Kontributor
Dibya, teman saya, adalah pecinta jalan-jalan yang kini bekerja sebagai lecturer di Kuantan, Malaysia. Profesi ini secara tidak langsung memberikannya banyak waktu untuk berjalan-jalan. Untuk tahun depan, ia sudah menjadwalkan hari-harinya untuk agenda jalan-jalan sepanjang tahun (dengan berburu tiket pesawat promo murmer). Tulisan-tulisan Dibya lainnya dapat diikuti di Dibya Kusyala's Notes.

Wednesday, June 2, 2010

I'm Indonesian Project: Marina Bay, Singapore

Kontribusi dari: Lubert Kurniawan,
untuk I'm Indonesian Project.
"Marina Bay is a bay near Central Area in the southern part of Singapore, and lies to the east of the Downtown Core. An artificial bay, it was formed when land reclamation created the Marina Centre and Marina South areas, which form a body of sheltered waters of what was once open sea. In the reclamation process, Telok Ayer Basin was removed from the map, while the Singapore River's mouth now flows into the bay instead of directly into the sea. A barrage was completed in 2008 to make Marina Bay a reservoir for drinking water."

At Marina Bay, Singapore.
Foto (c) Lubert Kurniawan, 2010


[ Ingin turut menyumbang catatan perjalanan, artikel traveling, atau foto? ]
---

Monday, May 31, 2010

Arti "Traveling" Bagi Saya

One’s destination is never a place, but a new way of seeing things.
- Henry Miller


Hobi saya setahun belakangan ini adalah berburu tiket pesawat murah. Apalagi dipacu dengan adanya promo-promo 0 rupiah sebuah maskapai penerbangan asal Malaysia, hobi saya terasa makin dipuaskan saja.

Bagi yang memiliki hobi traveling seperti saya, booking tiket promo bagaikan bermain online game. Bikin ketagihan!

Rasanya puas sekali apabila berhasil mendapat tiket murah, apalagi setelah berhasil melewati beberapa "tantangan". Tantangan tersebut antara lain adalah website maskapai penerbangan yang seringkali down karena padatnya traffic akibat perburuan tiket, gagalnya booking karena kartu kredit yang melewati limit, dan sebagainya. Dapat dibilang kami adalah shopaholic khusus tiket, hehehe... Sederhana sebenarnya, kalau orang lain beli gadget terbaru, kami beli tiket.

Sementara ini budget saya untuk membeli tiket dibatasi hingga maksimal 2 juta rupiah untuk sekali perjalanan ke LN. Perjalanan (ke LN) saya biasanya 1-2x/tahun, tergantung sikon. Masih realistis kan? Anggap saja reward setelah capai bekerja.

Tiket termurah yang pernah saya beli dengan pengalaman terbanyak dan paling menyenangkan adalah tiket dengan rute Jakarta - Singapore - KL - Ho Chi Minh City - Bangkok - Jakarta, dengan total biaya sekitar 1,5 juta. Dan yang terakhir adalah tiket perjalanan ke Macau - Hong Kong dengan total biaya sekitar 1,6 juta. Sangat murah jika dibandingkan dengan harga tiket normal. Ngomong-ngomong, teman saya pernah mendapatkan tiket one way ke Singapore seharga Rp 30.000,-!

Benar-benar kita beruntung hidup di masa ini, di mana biaya transportasi ke LN semakin murah. Informasi tentang tujuan wisata pun melimpah di internet, sehingga aktivitas traveling terasa semakin mudah. Ha! It's rhymed! Murah, melimpah, mudah. Hehehe...

Saya ingat, dahulu waktu saya kecil, tampaknya hanya orang yang benar-benar "makmur" yang dapat berjalan-jalan ke luar negeri, namun sekarang tampaknya siapa pun mungkin. Meminjam tagline maskapai penerbangan favorit saya, "Now Everyone Can Fly!"

Arti Traveling Bagi Saya
Seiring dengan berjalannya waktu, tampaknya tipe traveling saya mulai berubah. Apabila dulu saya seperti berlomba untuk sebanyak-banyaknya mendatangi dan melihat beberapa tempat sekaligus dalam waktu singkat, kini saya lebih memilih untuk "menyelami" dan menikmati keindahan lokal dengan rentang waktu yang lebih panjang. Rupanya tipe traveling saya mulai beralih ke tipe "slow travel". Mudah-mudahan ini adalah perubahan ke arah yang lebih baik.

Traveling itu sendiri secara tidak langsung membuat saya belajar banyak dan melatih saya untuk cepat beradaptasi dengan lingkungan baru, menerima keadaan seperti apa adanya, melihat perbedaan sebagai keindahan, serta membuat saya lebih mengenali diri saya sendiri dan orang lain.

Dengan traveling saya juga dituntut untuk cepat menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan baru termasuk beradaptasi dan bertoleransi dengan teman jalan saya, khususnya apabila itu kali pertama kami backpacking bareng.

Saya belajar bahwa tidak semua orang cocok dengan gaya jalan saya yang dapat dibilang ngirit abis dan whatever will be will be, jadi jangan salahkan saya apabila kini saya cukup pemilih dalam mencari teman jalan. Kan kasihan kalau teman jalan saya nanti harus "menderita" seperti saya, hehehe... (Memang ternyata teman jalan harus cocok-cocokan seperti kata Trinity.)

Lama kelamaan saya juga menyadari bahwa dalam traveling, rupanya saya lebih menyukai unsur petualangan dalam "perjalanan" menuju ke sana, bukan destinasinya. Destinasi yang indah dan menarik "hanyalah" reward dari "perjuangan" yang telah saya hadapi untuk mencapainya. Proses perjalanan yang menariklah yang membuat saya lebih menikmati dan menghargai destinasi tersebut.

Ada orang yang bilang, traveling mengajarkan kita tentang hidup jauh lebih banyak daripada bertahun-tahun belajar di bangku sekolah. Menurut saya pendapat tersebut ada benarnya juga. Walaupun saya memang masih termasuk amatir dalam urusan traveling, namun dari "petualangan-petualangan" saya yang tidak seberapa itu saya sudah mendapatkan banyak pengalaman baru (dan teman baru) yang unik-unik dan senantiasa menginspirasi saya.

Tips saya untuk para calon traveler:
Sebuah buku yang sedang saya pinjam dari sepupu saya* memberikan tips sebagai berikut, "Remember, you only need three things to have a great trip: your passport, your money, and, above all, your sense of humor." - Gutsy Women, oleh Maribeth Bond.

Bon voyage! :)

Gambar © Saniphoto | Dreamstime.com
*Thanks ya May buat pinjeman bukunya, hehehe...

Monday, May 24, 2010

Photo(s) : Malacca, Malaysia

Foto oleh : Herajeng Gustiayu
"Malacca (Malay: Melaka) is the capital of the state of Malacca, on the west coast of peninsular Malaysia. Modern-day Malacca is a vibrant old city that believes its wealth of history. Visiting Malacca is a unique experience; its rich historical background earned it a World Heritage Site designation in July 2008." - Wikitravel


Becak warna-warni di Melaka.
Foto (c) Herajeng Gustiayu, 2009



Christ Church at Stadthuys Square.
Foto (c) Herajeng Gustiayu, 2009



Ruins of Fort A Famosa.
Foto (c) Herajeng Gustiayu, 2009



Bapak penjual sketsa tangan.
Kirain dia senimannya, kirain sketsanya asli, ehh ternyata
bapak ini cuma jualan sketsa cetakan. Tapi emang keren-keren sih.

Foto (c) Herajeng Gustiayu, 2009

Friday, May 21, 2010

9 Barang Multifungsi untuk Backpacking



Sembilan barang di bawah ini adalah barang-barang yang wajib saya bawa saat traveling. Memang sekilas terlihat kurang berguna, namun ternyata amat multifungsi pada prakteknya:

(1) Senter kecil

Berguna saat mati lampu atau di saat tidak tersedia penerangan yang memadai di lokasi yang bersangkutan. Waktu ke Ujunggenteng, saya sempat menggunakan senter kecil ini saat mencari jalan ke tempat penangkaran penyu, karena memang lokasi penangkaran penyu tidak boleh ada alat penerangan, tujuannya agar tidak mengganggu penyu bertelur. Tapi tentu saja, setelah mencapai daerah krusial tempat penyu bertelur, saya matikan senter saya agar tidak ada polusi cahaya.

(2) Sarung Bali

Berulangkali sarung Bali milik saya berguna untuk berbagai macam keperluan saat di perjalanan. Saya bagi jadi dua sisi, sisi bersih dan sisi kotor. Lupa bawa sajadah, gunakan sarung ini untuk alas sholat. Tempat tidur hostel terlihat kurang bersih? Jadikan sarung ini sebagai seprei. Menginap di bandara? Gunakan sarung ini sebagai selimut. Hehehe... Multifungsi!

(3) Scarf
Berguna untuk bad hair day, sebagai kerudung, atau tambahan selimut di pesawat/bus/kereta. Kalau terpaksa, bisa dijadikan sebagai handuk darurat.

(4) Tissue basah & tissue kering

Sangat berguna apabila ternyata di toilet umum tidak tersedia air, untuk cuci tangan sebelum makan, dan sebagainya.

(5) Buku/notes kecil & bolpen

Selain untuk menulis dokumen imigrasi, buku saku & bolpen ini bisa digunakan untuk mencatat ide dadakan atau sekedar untuk mencatat pengeluaran traveling. Mendapat kenalan baru di perjalanan? Jangan lupa untuk menuliskan info Facebook atau email mereka di sini untuk keep in touch.

(6) Kantong plastik/
kresek
Berguna untuk packing. Baju kotor, sampah, oleh-oleh, dan sebagainya, bisa dipisah-pisahkan dengan kantong kresek. One is never enough! :)

(7) Karet gelang
Digunakan bersama kantong kresek, karet gelang ini berguna untuk packing.

(8) Balsem, permen jahe, tolak angin
Apabila badan terasa mulai tidak enak karena diforsir terus untuk berjalan-jalan & selalu pulang larut malam, gunakan piranti pembantu ini untuk menangkalnya. Hehehe, it works fine for me...

(9) Lakban a.k.a duct tape
Berguna untuk memperbaiki barang-barang rusak secara darurat. Membawa lakban untuk keperluan traveling telah disarankan oleh banyak backpacker profesional, ini list lengkapnya: 101 Uses for Duct Tape & MacGyver Traveler: 14 Ways to Use Duct Tape in Your Travels .

Ada yang mau menambahkan?


*gambar dipinjam dari dreamstime.com

Wednesday, May 19, 2010

Event Tahunan di Kota Bristol, SW England

Posting tamu oleh: Dhitta Puti Sarasvati



Sebelumnya, saya tidak tahu menahu tentang kota Bristol. Saya hanya mendaftar di universitasnya karena universitasnya memiliki reputasi yang sangat baik di bidang ilmu pendidikan. Tapi ternyata saya jatuh hati pada kotanya karena suasananya mirip Bandung, hangat, banyak kegiatan, artistik, dan juga bukan kota besar --I hate big cities I might say!-- tapi juga bukan kota yang terlalu kecil.



Kalau ke Bristol, ada beberapa event tahunan yang menyenangkan. Di antaranya:


1) Bristol Balloon Fiesta

Kegiatan ini diadakan setiap tahun di musim panas, biasanya selama tiga hari berturut-turut di daerah bernama Ashton Court. Kalau cuaca sedang baik, biasanya balon akan diterbangkan pagi-pagi sekali (saat matahari terbit) atau sore (saat matahari terbenam). Biasanya event ini sangat penuh dan sangat menyenangkan. Tahun 2009 lalu saya datang di acara pembukaannya di sore hari. Balon-balonnya berkedap-kedip lampunya. Seru sekali! Lalu suatu hari saya sedang belajar di perpustakaan di lantai dua, ternyata saya masih bisa melihat balon-balon berterbangan di udara. It is great fun!



Editor's Note: You should see the beautiful photographs of Bristol Balloon Fiesta in this link! Captured by Daugirdas Tomas Racys from Long Lens Photography. You can see more of his awesome works on his flickr account. :)



2) Bristol Art Trail
Kebetulan tahun 2009 lalu saya ikut berpartisipasi di West Bristol Art Trail dengan berjualan kalung karya sahabat saya Aini, Manikam. Jadi, di daerah tempat saya tinggal, bukan hanya seniman profesional yang bisa ikut berpartisipasi, tetapi juga orang-orang biasa. Orang-orang yang merasa memiliki karya seni dapat mengadakan open house di rumahnya (ada juga yang di sekolahnya) dan memamerkan karya-karya seni yang ada di rumah mereka. Kebetulan, pemilik rumah saya setiap tahun selalu membuat kartu natal sendiri, jadi mereka memamerkan kartu-kartu natal yang mereka buat.



Ada juga karya-karya lain seperti gambar anak-anak mereka, hasil quilting, gambar-gambar bangunan di Bristol, dan juga lukisan dan fotografi karya keluarga. Selama seminggu saya ikut rapat bersama pemilik rumah, membersihkan rumah dan mengatur tata letak ruang agar terlihat bagus. Kami juga menyediakan teh dan biskuit bagi tamu di rumah. Saya bertemu banyak orang baru, dan beberapa tamu bahkan sudah pernah ke Indonesia!



Sayangnya, saya hanya sempat mengunjungi satu rumah tetangga untuk melihat karya seni mereka, karena jumlah tamu yang datang ke tempat tinggal saya banyak sekali. Sehingga kami tak sempat berjalan-jalan ke tempat lain. Ini adalah foto beberapa karya di tempat tinggal saya.






Beberapa karya seni warga Bristol

yang dipamerkan di Bristol Art Trail.


Foto (c) Dhitta Puti Sarasvati, 2009




Ini juga event tahunan yang diadakan di pelabuhan Bristol. Tepatnya diadakan di Bristol Harbour, Queen Square, Millennium Square, Harbourside pada saat musim panas. Banyak kapal yang ada di pelabuhan, juga ada berbagai musik, bazaar, dan juga semacam fun fair. Saya dan teman saya naik sebuah wahana serupa di Dunia Fantasi, Ancol, Indonesia. Berhubung kami penakut --saya terutama--, saya hanya berani naik satu permainan, itu pun sudah teriak-teriak ketakutan. Haha! Tapi event ini menurut saya kalah seru dibandingkan Bristol Balloon Fiesta dan Bristol Art Trail.


Bristol Harbour Festival.

Foto (c) Dhitta Puti Sarasvati, 2009




4) Redland Mayfair

Sebenarnya event ini baru beberapa minggu lalu. Event ini diadakan setiap May Day, alias tanggal 1 Mei dan selalu diadakan di daerah yang disebut Redland, yang jaraknya hanya 20 menit berjalan kaki dari tempat saya tinggal. Saya tidak datang karena sedang sedikit sakit, padahal beberapa teman-teman saya dari Amnesty International Bristol membuka stand di sana.





Redland May Fair.

Source: flickr


Satu lagi event yang tampaknya tidak akan sempat saya kunjungi (beberapa minggu mendatang) adalah Bristol Vegan Fayre, yang konon merupakan vegan fair terbesar di dunia.





Bristol Vegan Fayre.

Sumber:
geometricapartments.com








Profil Kontributor

Puti, teman saya, seorang praktisi bidang pendidikan, menyelesaikan masternya di Bristol, England. Ini adalah salah satu postingnya tentang Bristol, kota yang ia tempati selama menjalani kuliahnya di sana. Anda dapat membaca tulisan-tulisan Puti lainnya di Warna Pastel & Mahkota Lima.



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting