Monday, January 25, 2010

First Meeting is The Creepiest

Posting tamu oleh : Sasmaya Suliztiarto

Setelah selama 3 tahunan menjadi mahasiswi di MRL UPI, which is mean, aku seriiiing…sekali jalan-jalan berkeliling daerah-daerah yang konon indah tapi masih belum tersentuh peradaban manusia.

Naaaahhh…
Tempat-tempat ini rata-rata punya reputasi lumayan mantap dalam kategori ’scary places’. Termasuk di antaranya adalah Pantai Apra di Cianjur Selatan dan Air Terjun di daerah Situ Gunung, di Sukabumi.

Gambar dipinjam dari sxc.hu

Pengalaman pertama aku dengan hal-hal mengerikan dalam kuliah luar kami adalah di Pantai Apra. FYI, buat yang pada belum tahu APRA, itu adalah Angkatan Perang Ratu Adil, yang sempat memberontak pemerintah tahun 1960-an dan ditumpas oleh Pak Harto dkk barengan sama PKI.

Disebut Pantai Apra, soalnya pantai itu adalah tempat di mana seluruh anggota Apra, atau yang disangka anggota (you know lah) dibantai habis-habisan dan dikubur (oleh warga akhirnya) di dalam bunker tepi pantai! Konon, menurut orang setempat, selama berhari-hari pasir di pesisir berwarna merah, dan ombak pun penuh dengan mayat-mayat!!!

Hiii…super creepy, isn’t it??

Meanwhile, pantainya tuh emang bagus. Ombaknya cocok untuk surfing, ada delta yang bisa dibikin pusat rekreasi yang cukup aman, dan masyarakat sekitarnya mendukung usaha pariwisata (hasil analisis selama seminggu, hahaha). Kita pergi ke sana, deh. Aku dateng ke sana telat. Soalnya Mas-ku, sepupu dekatku, nikahan.

Teman-temanku berangkat hari Rabu, dan aku datang ke sana hari Kamis. Di malam hari, pantai Apra berubah sepi. Total. Nggak ada satupun warga yang jalan-jalan kesana kemari (yaiyalah, ngga ada mall juga, apalagi tempat dugem), dan nggak ada suara apapun tersisa di udara…hiii…

Di tengah suasana mencekam ini, tiba-tiba dosen kami memutuskan kalau inilah saat yang tepat untuk berkumpul mengumpulkan tugas di balai desa. Dalam sekejap, kesunyian pun berubah riuh. Jam 11 malam kita baru beres, dan untuk menambah ceria suasana…kami pun memutuskan main kartu.

Mainan kartunya pake taruhan, dan taruhannya…nyeremin total: duduk di bawah pohon beringin angker 1 menit, cari foto serem, jalan sendiri ke pinggir pantai, dsb. Aku males banget gila… Mending tidur….

Dan, saat itulah tiba-tiba tercium bau bunga-bungaan yang sangat menyengat di kamar tidur kami yang penuh diisi sama lebih dari 10 cewek teman sekelasku. Aku mengeluh sejenak, sebelum tidur, mereka sama sekali nggak denger.

Hiii….
Ternyata, mereka mengalami banyak hal mengerikan!! Pokoknya sampe ada fotonya gitu dan super-spooky abis. Foto dari digicam-nya nggak bisa di-upload ke komputer sampe sekarang dan ngga bisa dicetak juga (selalu gagal). Kejadian beneran deh film horor Shutter!!

Oh ya, satu lagi yang spooky, konon ombak di Pantai Apra milih-milih, kalo sama cowok dari Bandung dia suka mengganas, sementara ama cowok dari daerah lain biasa aja.

Hal ini pun dibuktikan dengan sebuah foto yang cuma bisa diliat di digicam seorang temanku. Hafidz Maulana, lelaki tampan asal Soreang, Bandung, berdiri di depan ombak yang tingginya luar biasa…dia basah total setiap kali kita pergi ke pantai. Sementara si Tisno, yang bertampang agak jauh dibanding Hafidz, anak Jawa asli asal Cilacap…kering ring ring ring dan ngeluh nggak pernah dikejar ombak.

Mereka berdua berpose bersama dengan background ombak yang sangat aneh:
Hafidz dengan ombak tinggi dan
Tisno cuma riak-riak kecil.

HIIII…

Besokannya, terjadilah gempa di Yogya. Kami nggak sempet nyari bahan tambahan untuk tugas gara-gara ombak berubah tinggi banget, dan agak-agak gempa juga berasa. Tapi tetep aja si dosen nyuruh kita diskusi lagi malem-malemnya. Kali ini dengan suara minimal dari teman sekamarku yang udah kena tulah kemaren malemnya.

Aku yang masih polos lugu dan nggak diceritain apa-apa, minta izin duluan pulang ke penginapan. Pengen pipis soalnya, jadi aku pergi ke kamar mandi. Sebelum masuk, terlihat sekelebatan putih mirip Ubay, temanku, akhwat yang keranjingan mandi, pake mukena. Yasud… Kutunggulah.

Hampir 30 menit aku berdiri di depan pintu. Udah hampir ngompol…tapi yang di dalem masih aja jebar-jebur. Mandinya lama amaaattt… Akhirnya aku menggedor pintu.

"Bay…cepetan dong!!"
JBUR-JBUR…
"Bay ngapain sih lo mandi kayak Nyi Roro Kidul ajah…"
BERHENTI

Tiba-tiba, terdengar teman-temanku datang.
"Assalamualaikuuum…"

Suara yang kudengar adalah suara yang paling nggak terduga…which is…suara UBAY!! Aku buru-buru berbalik, dan menemukan Ubay masuk dari pintu depan, berjilbab rapi.
"Bay, kalo bukan lo yang di dalem…" aku tergagap-gagap.

Ubay yang langsung paham langsung ber-bismillah, dan mendorong pintu yang tertutup. Dalam sepersekian detik, pintu terbuka, hanya ada kamar mandi kosong dan sumur dan lampu yang menyala.

SUPER CREEPY.

Apalagi setelah kejadian mengerikan itu, kamar kami disambangi kecoa musim kawin yang bertransformasi jadi FLYING COCROACH. Benda nyata paling mengerikan di dunia. Sumpah mendingan tidur di luar deh…

Masya-Allah jangan sampe deh aku keceplosan ngomong-ngomong yang sompral lagih.
Begitulah…ceritakuuu…

Seram bukannnn???


Profil Kontributor
Maya, sepupu saya, adalah pecinta jalan-jalan yang kini sedang berusaha menyelesaikan skripsinya. Maya yang akrab disebut "Tetew" ini hobi jalan-jalan walaupun memiliki kemampuan disorientasi arah (sama seperti saya! hehe...). Kuliah yang diambilnya di bidang manajemen pariwisata, memberikannya kesempatan untuk berjalan-jalan keliling Indonesia sambil belajar. Ini adalah salah satu posting lamanya saat study tour di Pantai Apra, Cianjur Selatan.


0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting