Friday, January 29, 2010

Djakarta Tempoe Doeloe

Posting tamu oleh : Juningsih Anggraeni

Heee.. saya gak nyangka kalau Jakarta ternyata masih punya banyak tempat-tempat antik bersejarah yang layak dikunjungin selain Monas sama Museum Gajah. Misalnya nih, Museum Prasasti, Museum Wayang, Museum Fatahilah, Menara Syahbandar, Museum Bahari dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Hihihihi, anak Jakarta yang gak gaol [gaul pake "O" jadi gaol biar makin ngenes!] ~wink2~

Nah, saya mo bagi-bagi cerita nih, trip "Djakarta Tempoe Doloe" bareng Outpack™ Indonesia.

(1) Museum Prasasti
Tempatnya agak-agak spooky gimana gituh, ya maklum lah ya namanya juga menyambangi makam. Meski kebanyakan kerangka sudah diambil keluarga dan dipindahkan ke negara asalnya, tapi konon katanya masih ada satu kerangka enggan hengkang, mitosnya selalu ada akar pohon yang melilitnya sehingga sukar untuk dipindahkan. Wew, ini mah kerangka penjajah yang cinta mati sama Indonesia Raya kali yak, hehe..
Ada loncengnya di pinggir gerbang masuk makam, katanya sih dulu waktu jenazah di bawa ke makam ini melalui Kali Krukut, lonceng itu dibunyikan.. bunyinya, teng-teng-teng gitu deh.. 'kerenan' bunyinya ini seh daripada tukang bakso yang sering lewat depan rumah *hehe, garink*. Terus ada kereta jenazahnya Presiden RI pertama kita, Soekarno. Kurang lebih mirip-mirip lah sama keretanya Cinderela, hahaha, boong banget!


Kenapa sih makam koq malah dibilang Museum Prasasti? Yang betul, dulunya bekas pemakaman. Tapi sama Pemda Jakarta di pugar dan di revitalisasi menjadi museum prasasti karena banyak nisan-nisan di sana yang bentuknya sangat artistik. Kebanyakan sih nisan-nisan di sana berbentuk wanita dan malaikat-malaikat yang rupanya suka muncul di pelem-pelem bule atau di pideo klip anak-anak band gitu.

****Rating 4 buat uji nyali Dunia Lain! wkwkwkwkw..
INFO | Museum Prasasti menempati lahan bekas pemakaman orang Belanda yang dulunya bernama Kebon Jahe Kober dengan luas lahan 5,5 hektar yang dibangun pada tahun 1975. Di museum ini dihimpun berbagai prasasti dari zaman Belanda dan sebelumnya, serta makam beberapa tokoh Belanda dan Inggris seperti: A.V. Michiels (terkenal pada perang Buleleng), Dr. H.F. Roll (Pendiri STOVIA atau Sekolah Kedokteran pada zaman Belanda), J.H.R. Kohler (terkenal pada perang Aceh), Olivia Marianne Raffles (istri Thomas Stamford Raffles), dan Kapitan jas yang makamnya diyakini sebagian orang dapat memberikan kesuburan, keselamatan, kemakmuran dan kebahagiaan.

Alamat: Jalan Tanah Abang I Nomor 1, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Telp: 021 3854060
Jam Operasional:
Selasa – Minggu: 09.00- 15.00.
Senin dan hari libur nasional Tutup.
Harga Tiket Masuk:
Dewasa : Rp 2.000;
Mahasiswa : Rp 1.000;
Anak-anak : Rp 600
(2) Museum Wayang
Namanya juga museum wayang, ya isinya kebanyakan wayang. Dari yang kulit sampe keluarganya cepot. Tau cepot kan? Iyak betul, kembarannya Mang Asep Sunarya, wkwkwkw... peace ah!

Ada juga topeng-topeng dengan model wajah yang unik. Kalo temen-temen berkunjung ke sana, salam yah buat Kedok Pentoel, one of my fav mask! Ada juga wayang ato puppet dari berbagai negara lainnya kaya Inggris dan Perancis, kalo dipikir-pikir mirip2 si Chuky semua tampangnya, wkwkwkwkw.. atut! Ada yang keren juga, wayangan berbentuk Adam dan Eve beserta gunungan-nya. Tau gak gunungan wayang entu yang mana? itu yang kaya kipas, hehe..

Yang harus diketahui sama pengunjung neh, dilarang motret pake blitz. Karena dikhawatirkan lampu blitz yang menembak langsung pada objek akan mempengaruhi warna wayang (pudar).

Buat yang mo beli suvenir, disediakan di depan pas pintu masuk. Suvenir khas museum wayang atau berbau wayang.. Ada handkey, bookmark, stationery sampe wayangnya juga ada! Dipilih, dipilih, dipilih...

*
I bought some of bookmarks, trs dikasih bonus satu. Bonusnya terus dikaseh "jampe2", katanya supaya nanti jodoh gw setia, ehm..hm..ehm.... amin aja dah pak! ^_^
INFO | Gedung Museum Wayang beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda") dan dibangun pertama kali pada tahun 1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk ("Gereja Baru Belanda") hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun gedung museum wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai museum pada 13 Agustus 1975.

Alamat : Jl Pintu Besar Utara No. 27, Jakarta Kota.
Telp : 021 6929560 / 6927289
Jam Operasional :
Selasa – Minggu : 09.00 – 15.00.
Senin dan hari libur nasional Tutup.
Harga Tiket Masuk:
Dewasa : Rp 2.000;
Mahasiswa : Rp 1.000;
Anak-anak : Rp 600
(3) Museum Fatahilah
Buat yang punya kamera bagong alias kamera profesional bak potograper, banyak spot yang bagus buat poto-poto di sini. Lah? ini kunjungan museum apa mo poto-poto prewedding seh? hehehe, biar Museum trip tapi narsis jalan terus downk! Isinya ada furniture jadul peninggalan pada masanya, bangunan besar bertingkat dengan jendela-jendela besar yang unik buat poto (dogh, narsis lagi!).

Museum Fatahilah dan area sekitarnya kan kental dengan kota tua-nya! Tau stasiun kota kan? Nah kalo tau, kalian jadi bisa ngebayangin sisa-sisa gedung tua yang masih pada bertengger di sana.

Temen-temen, Museum Wayang dan Museum Fatahilah ini juga letaknya berdekatan lho, tinggal lompat juga nyampe.. *jangan percaya!*

Maksudnya mereka cuma dibatasi area halaman yang sama, nah kalo mau merasakan yang lebih jadul di antara keduanya. Ada rental sepeda ontel di depan museum wayang lengkap dengan topi 'kebangsaan' menir Belanda.. Kisaran rental katanya mulai 10ribuan, coba aja nego karena biasanya cuma buat muter2 di depan Museum Wayang dan Museum Fatahilah doank. Bawa pulang sepeda, telanjangin ;P wkwkwkwkw, gak se-ektrim itu deeyh. Becanda!

***Rating 3 buat yang mo pre-wedd dengan low budget.
INFO | Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi. Gedung ini dulu adalah Stadhuis atau Balai Kota (Gouvernourskantoor) , yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jenderal Johan Van Hoorn. Bangunan balaikota itu serupa dengan Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara. Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.

Alamat: Jl. Taman Fatahillah No. 1 Jakarta Barat 11110
Telp: 021 6929101
Jam Operasional :
Selasa – Minggu : 09.00 – 15.00.
Senin dan hari libur nasional Tutup.
Harga Tiket Masuk:
Dewasa : Rp 2.000;
Mahasiswa : Rp 1.000;
Anak-anak : Rp 600
(4) Menara Syahbandar
Saya cuma bisa bilang, unik! Begitu menjejakkan kaki di tempat ini, serasa dapet hawa jaman-jamannya VOC dulu, kayaknya gak nyangka kalo disitulah ditetapkan kilometer 0 dari Batavia. Ada berapa lantai ya lupa, tapi buat yang takut ketinggian, hehe, bisa bikin lemes kaki juga, soalnya simpang anak tangga satu dengan yang satunya gak rapet-rapet amet, jadi bisa langsung njeglok liat bawah gitu, hehehe bahasa gw primitip abies.. i'm heightphobia!




Terus waktu naek emang jadi agak pusing, entah karena takut apa karena kondisi menara yang katanya miring ituh.. Sampe di loteng atas, eh bisa liat ada tulisan VOC dari jauh..
Wow, amazing! Amazing sama kali Pasar Ikan maksudnya, item2 banyak sampah gituhhh.. yaiks.. eh terus apaan tuh kapal laut gede-gede, gak taunya bisa melihat jelas Pelabuhan Sunda Kelapa, keren juga yak Batavia punya gaye, hehe :)
INFO | Menara Syahbandar (Uitkijk) dibangun sekitar 1839 yang berfungsi sebagai menara pemantau bagi kapal-kapal yang keluar-masuk Kota Batavia lewat jalur laut serta berfungsi kantor "pabean" yakni mengumpulkan pajak atas barang-barang yang dibongkar di Pelabuhan Sunda Kelapa. Menara ini sebenarnya menempati bekas bastion (kubu) Culemborg yang dibangun sekitar 1645, seiring pembuatan tembok keliling kota di tepi barat. Sebelum dibangun Menara Syahbandar, fungsi menara pemantau sudah dibangun diluar dekat bastion Culemborg dengan bentuk "tiang menara", diatasnya terdapat "pos" bagi petugas. Salah satu saksi bisu perkubuan Belanda adalah pintu besi di bawah Menara Syahbandar yang, menurut infomasi penjaga menara, menyambung ke dalam lorong bawah tanah menuju Masjid Istiqlal. Semasa penjajahan, lokasi yang menjadi Masjid Istiqlal sekarang adalah benteng Belanda. Pada tahun 1977, Gubernur Jakarta Ali Sadikin meresmikan tugu di lokasi Menara Syahbandar sebagai penanda Kilometer 0 Batavia di masa lalu. Bertambahnya usia bangunan hingga saat ini kurang lebih 168 tahun, membuat bangunan setinggi 12 meter dengan ukuran 4x8 meter ini, secara perlahan menjadi miring sehingga kerap disebut "Menara Miring". Posisinya yang persis disisi jalan raya Pakin, dimana setiap hari padat oleh kendaraan dan tak jarang jenis kendaraan berat seperti truk kontainer, menambah beban getar disisi selatan menara.

Alamat: Pasar Ikan No. 1. Kel. Penjaringan Kec. Penjaringan, Jakarta Utara, Jakarta 14440
Jam Operasional:
Selasa – Minggu: 09.00- 15.00.
Senin dan hari libur nasional Tutup.
Harga Tiket Masuk:
Dewasa : Rp 2.000;
Mahasiswa : Rp 1.000;
Anak-anak : Rp 600

(5) Museum Bahari
Di museum ini ada apa ya? ada banyak koleksi yang berbau laut yang jelas, dari mulai jangkar sampai replika kerangka pinisi. Ada gambar-gambar kota Batavia jaman jebot, ada kaya semacam tungku entah untuk kopi atau pembakaran di kapal :P jadul abisss, unik! maklum teknologi Belanda. Ruangan satu ke ruangan yang laen yang digunakan untuk memerkan koleksi benda-benda yang tidak terlalu banyak malah bikin kesannya syerrrr tek dung alias a bit spooky juga. Jadi jangan ketinggalan dari rombongan apalagi ketinggalan di lantai atas, wkwkwkwkw.. And be careful beberapa tangga sudah mulai agak reot.


Daya tarik Museum Bahari menurut saya malah ada di luar. Benar, Jendela! Jendela hijau fuschia dan coklat besar saling berhadapan, lagi-lagi spot yang bagus buat poto-poto lagian jauh dari kesan spooky. *iya lah jreng soale poto-potonya siang, nah kalo malem??*
INFO | Di ujung Utara Ibukota Jakarta, tepatnya pada kawasan kuno pelabuhan Sunda Kelapa, berdirilah Museum Maritim (Museum Bahari) yang memamerkan berbagai benda peninggalan VOC Belanda pada zaman dahulu dalam bentuk model atau replica kecil, photo, lukisan serta berbagai model perahu tradisional, perahu asli, alat navigasi, kepelabuhan serta benda lainnya yang berhubungan dengan kebaharian Indonesia. Museum ini mencoba menggambarkan kepada para pengunjungnya mengenai tradisi melaut nenek moyang Bangsa Indonesia dan juga pentingnya laut bagi perekonomian Bangsa Indonesia dari dulu hingga kini. Museum ini juga memiliki berbagai model kapal penangkap ikan dari berbagai pelosok Indonesia termasuk juga jangkar batu dari beberapa tempat, mesin uap modern dan juga kapal Pinisi (kapal phinisi Nusantara) dari suku Bugis (Sulawesi Selatan) yang kini menjadi salah satu kapal layar terkenal di dunia.

Alamat: Jln. Pasar Ikan No. 1. Kel. Penjaringan Kec. Penjaringan, Jakarta Utara, Jakarta 14440
Telp: 021 6693406
Jam Operasional:
Selasa – Minggu: 09.00- 15.00.
Senin dan hari libur nasional Tutup.
Harga Tiket Masuk:
Dewasa : Rp 2.000;
Mahasiswa : Rp 1.000;
Anak-anak : Rp 600

(6) Pelabuhan Sunda Kelapa
Bisa ngebayangin gak, kalo Pelabuhan Sunda Kelapa udah selama itu umurnya? Mungkin masa-masanya Brama Kumbara sama Mantili kali yah, hahahaha.. Jaman kerajaan. Well, baru sekali ke pelabuhan dan wow, bersejarah banget ni pelabuhaaaaaan! Kapalnya gede-gede, masih kapal kayu bukan tipe-tipe cruise ship to Carribbean gitu *ya e-yalah, bletak!*
Pelabuhan ini terutama disinggahi kapal-kapal antarpulau dan pelayaran rakyat dengan komoditas utama kayu, bahan kebutuhan pokok, barang kelontong, dan bahan bangunan.
Kalo beruntung bisa ketemu turis asing juga yang lagi trip ke pelabuhan ini, tapi kalo gak beruntung, hehehe, kalo jumlahnya rombongan siap-siap di datengin petugas berseragam - biasalah, uang rokok!


And the trip was ended here.
INFO | Meskipun sekarang Sunda Kelapa hanyalah nama salah satu pelabuhan di Jakarta, daerah ini sangat penting karena desa di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa adalah cikal-bakal kota Jakarta yang hari jadinya ditetapkan pada tanggal 22 Juni 1527. Kala itu Sunda Kelapa milik Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarang kota Bogor) yang direbut oleh pasukan Demak dan Cirebon. Walaupun hari jadi kota Jakarta baru ditetapkan pada abad ke-16, sejarah Sunda Kelapa sudah dimulai jauh lebih awal, yaitu pada zaman pendahulu Kerajaan Sunda, yaitu kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Tarumanagara pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kelapa menggunakan bahasa Malayu yang umum di Sumatera, yang kemudian dijadikan bahasa nasional, jauh sebelum peristiwa Sumpah Pemuda.

Alamat : Jl.Maritim No.8 Sunda Kelapa 14430
Telp: 021 6928888
Tiket Masuk: Lupa-lupa inget tentang tiket masuk, kalo gak salah per mobil sekali masuk Rp 500 - 1.000
+ + + + +

Kesannya, selain jadi tahu di mana letak-letak tempat antik itu bersembunyi, dapet juga tuh feel-nya merasa memiliki Jakarta, hallah.. Djakarta Tempoe Doloe.

Temen-temen yang berminat pastinya bisa langsung ngacir ke tempat-tempat diatas. Budgetnya amat sangat terjangkau kan? Tapi klo temen-temen gak mau repot, dan mau tinggal ikut dan poto-poto ajah gitu misalnya bisa mengikuti paket-paket trip Outpack yang ditawarkan.
Paket Djakarta Tempoe Doeloe yang saya ikuti 17 Januari ditawarkan dengan biaya Rp. 175.000/org.

Saya sendiri cukup puas :) dan ketagihan pengen jalan-jalan lagi bareng Outpack, hihi.. rejeki (baca: duit) datanglah!

Mudah-mudahan bisa dijadikan pilihan buat jalan-jalan hemat, ya!

*Foto-foto koleksi pribadi, Outpack Indonesia & Nuh Bayu Putra.


Profil Kontributor
Juni, teman saya, pekerja kantoran yang selalu terlihat bersemangat ini, membagikan pengalamannya berkeliling Jakarta sekaligus berwisata sejarah dengan tur berpemandu. Mengikuti tur berpemandu merupakan salah satu opsi dalam berjalan-jalan (apalagi kalau low-budget tour), karena semua objek wisata dapat didatangi sekaligus mendapatkan informasi sejarah yang terjamin karena dipandu oleh tour guide yang relatif telah berpengalaman, sehingga efisien terhadap waktu & tenaga. Tulisan Juni lainnya dapat diintip di blog pribadinya : simplyfootnotes

0 comments:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting