Sunday, March 21, 2010

Diselamatkan Kertas Bekas di Imigrasi Singapore

Posting tamu oleh: Dahlia Rahmawati

Alkisah begini...
Akhir bulan Februari 2010, kita satu kantor mengadakan trip ke Singapore, dengan anggota: 2 bos +4 assistant. Memanfaatkan tiket penerbangan murah yang bisa didapet dengan mudah saat-saat ini.

Penerbangan murah,
artinya: ga akan turun di terminal kinclong, melainkan turun di budget terminal.

Budget terminal,
artinya: penjagaan akan semakin ketat karena banyak imigran-imigran gelap cari kerja di Singapore.

Karena satu dan lain hal, kami terpisah penerbangan dengan para bos. Beda terminal, beda waktu sampe. Saya sendiri, karena pernah beberapa kali ke Singapore (tapi cuma transit doang, ga pernah nginjek tanahnya dengan bener), dianggep lebih pengalaman ketimbang assistant yg lain. Dan dipercayakanlah anak-anak yang lain kepada saya. Satu hal yang bos saya lupa: saya bertampang melayu asli dengan kulit-kulit gosong, ga ada tampang turis, ples kerudungan sekenanya.

Sebenernya ini sial aja si, kurang sodakoh, kurang yasinan, dan kurang banyak duit! :P


Illegal Immigrants.
Source: fotosearch.com


Terjebak di Imigrasi Singapore
Waktu sampai di imigrasi Singapore, kami ketemu petugas India laki-laki ndut item (-maap- jadi rasis gara2 peristiwa ini). Nanya bab duit yang saya bawa. Jujur aja saya kaget, seumur-umur ke negri orang, baru kali ini ditanyain bab duit yang saya bawa. Dan saya lupa kalo mata uang Singapore juga pake istilah 'dollar'. Saya menjawab dengan sekian dollar (dollar, maksut saya: USD, bukan SGD). Emangnya ada peraturan yang mengharuskan bawa duit banyak ke Singapore apa??? Petugas pun makin curiga. Ditambah, saya ga tau contact person tempat menginap karena semua bos yang ngurus (ini sapa yang assistant, sapa yang bos ya??)

Lengkap sudah, karena kurangnya bukti-bukti kalau kami ini benar-benar turis legal, resmilah kami ditahan di imigrasi.

Kocaknya, pas temen saya ditanya bab duit, dijawab juga sekenanya aja. Eeh masa dia dikata-katain miskin... Wew! Temen saya sih senyum aja, dia juga ga bisa protes, emang kita miskin. Judulnya aja masih 'assistant'! Ckckckck...

Jadi saat ini, nama kami, foto-foto, ples sidik jari sudah tercatat resmi di negara itu masuk ke list yang musti diawasi. Beuugghh... Keren ga tuh?? Hehehehe...

Setelah 1 jam --ini aneh bgt-- saya tidak diperbolehkan menelpon bos saya, si petugas nunjuk-nunjuk ada sign 'no phone'.
Saya kasih kartu nama, dia ga percaya.
Disuruh buka wesite kantor, malah diketawain.

Gimana cara mo jelasin kalo kami punya kerjaan di Indonesia (dan ga se-desperate itu sampe jadi imigran gelap di negaranya), coba??

Kertas Bekas Pembawa Rejeki
Untungnya bos saya punya nama besar di Indonesia. Beliau pernah menjadi ketua asosiasi profesi kami di Jakarta. Ketika tas-tas kami diperiksa lebih seksama (baca: dibongkar-bongkar), salah satu petugas menemukan file berisi rute perjalanan dan bangunan apa saja yang kami kunjungi di Singapore, yang di-print di atas kertas bekas. Kebetulan di balik kertas bekas itu ada undangan resmi dari asosiasi kami. Saya iseng nunjuk nama bos, "This is our bos, he was the chairman of bla..bla..bla."

Trus saya inget ada kartu asosiasi kami (untung kartunya keren), yang kemudian saya tunjukkan ke petugas imigrasi.

Daaann tadaaa... Dia percaya! Padahal kalo diliat lebih seksama lagi, undangan itu tertanggal bulan April taun 2009. Beginilah petugas sok teliti tapi ga teliti. Itu kan kertas bekas!

Maka berkat kertas bekas, resmilah kami bebas dari tahanan imigrasi Singapore.

Moral Cerita:
  1. Hindari petugas India, cowo, item, gendut, bertampang stress -curiga abis dimarahin bininya-
  2. Kalo ditanya bab duit, bilang aja: "Duit saya lebih banyak dari bapak pastinya," sambil kedipin... :P
  3. Keluarin segala kartu yang lu punya. Mo kartu asosiasi kek, kartu kredit kek, kartu keluarga kalo perlu.
  4. Just use decent clothes with little make-ups or nice heels (book do judged by its cover *sigh*)


Profil Kontributor
Lia, kini bekerja di sebuah konsultan arsitektur ternama dan sebentar lagi akan bekerja di sebuah konsultan environmental graphics. Mempunyai hobi jalan-jalan & fotografi, saat ini ia sedang memupuk tabungan untuk mendukung hobinya. :)




0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting