Sunday, April 11, 2010

East Java Trip : Journey to Surabaya - Sidoarjo - Sempu - Bromo - Malang - Batu (Part-1)

Posting tamu oleh : Effendy Siawira

Long weekend telah tiba. Tanggal merah di hari Kamis disusul oleh hari kerja kejepit akan menggoda setiap orang untuk mengambil cuti dan menghilang dari kantor sejak Kamis hingga Minggu.

Perjalanan saya dimulai dari Bandara Internasional Sepinggan, Balikpapan. Hiruk pikuk di bandara sudah mulai terlihat pada pukul 09.00 WITA tanggal 26 Maret 2009, mencerminkan bahwa para manusia di kota itu telah bersiap-siap untuk menikmati liburannya.

Setelah menunggu sebentar di ruang tunggu, akhirnya pesawat yang akan saya tumpangi telah siap untuk diberangkatkan. Para penumpang dipersilahkan masuk dengan menunjukkan boarding pass + kartu pengenal (KTP/SIM/Paspor).

Durasi penerbangan 1,5 jam dan berhubung waktu di Surabaya adalah 1 jam lebih lambat dari Balikpapan, maka saya tiba di Bandara Juanda, Surabaya pada pukul 10.30 WIB. Suhu di darat dilaporkan 29 derajat Celcius seolah-olah memberi peringatan bahwa jika tidak ada kepentingan di luar, maka cukup stay saja di dalam ruangan ber-AC.

Perjalanan kali ini diikuti oleh 8 orang dengan komposisi: 5 orang dari Jakarta, 1 orang dari Balikpapan, dan 2 orang adalah tuan rumah di Surabaya, dengan rute yang telah disepakati: Surabaya – Sidoardjo – Malang – Pulau Sempu - Gunung Bromo – Batu – Surabaya.

east java trip
Rute : Surabaya - Lumpur Sidoarjo - Pulau Sempu -
Gunung Bromo - Malang - Batu.


Suasana Bandara Juanda juga ramai tanpa terpengaruh Hari Raya Nyepi yang jatuh pada hari tersebut, tetapi kondisi masih bisa diimbangi dengan luasnya gedung terminal sehingga tidak terasa sumpek. Kalau mau dinilai, bandara ini lebih bagus dari Polonia Medan loh… :)

Untuk memastikan waktu kedatangan team dari Jakarta, saya menghubungi si H, eh ternyata pesawat mereka delay 20 menit dari waktu yang seharusnya jam 11.30 WIB. Yang artinya saya harus menunggu +/- 3 jam dari waktu sekarang. Kartu kredit baru di-downgrade to silver, lagi. Jadinya gak bisa menumpang di airport lounge.

Akhirnya cuma bisa muter-muter di ruang tunggu saja sambil menunggu A dan R yang sudah dalam perjalanan menuju airport. Suasana menunggu tidak terasa lama, sebab ada teman, si F, yang berbaik hati menemaniku di telepon, hehe… Thanks.

A & R datang sekitar pukul 1 siang dan memutuskan untuk makan di RM Padang sambil menunggu team dari Jakarta. Setelah menunggu cukup lama, sekitar 14.10 terdengar informasi bahwa pesawat GA xx dari Jakarta telah mendarat. Akhirnya penantian kami berakhir sekitar pukul 3 siang. Team telah lengkap!

Dengan menumpang Innova milik A & R. Oiya, si A & R ini adalah pasangan baru, SELAMAT yahh! Kami meluncur untuk makan siang lagi di Mie 55. (Teman-teman dari Jakarta belum makan nih. Kasian!)

Hari ke-1 : Berkeliling Kota Surabaya

Jadwal hari pertama ini adalah seputaran kota Surabaya. Demi menghormati para “pahlawan devisa” yang telah berkontribusi besar dalam pembayaran cukai, maka kami mengunjungi Museum Sampoerna.

Sesaat gerbang masuk museum dibuka, sudah tercium bau tembakau yang menyengat. Bagi yang bukan ahlinya pasti akan sulit membedakan mana yang dipakai untuk “Sejarah Cita Rasa Tinggi” ato “How Low Can You Go”. Dalam ruangan terdapat berbagai jenis tembakau, cengkih, sepeda zaman kuno, sado/delman tanpa kuda, becak, warung-warung pinggir jalan yang dilengkapi dengan barang-barang kelontong, timbangan sampai dengan kotak korek api dari zaman dahulu.

Bangunan ini berlantai 2, di mana lantai atas ini digunakan untuk menjual souvenir. Di lantai atas kita bisa melihat ruang kerja para pemelintir rokok. Sangat disayangkan kami datang pada saat hari libur, dimana para karyawan sedang libur. Keinginan untuk melihat cara memelintir rokok tidak terkabul!

Selanjutnya menuju ke Sanggar Agung yang terletak di Surabaya Timur. Tempat ini berada di dalam Kompleks Kenjeran Park yang konon merupakan stadion olahraga yang bagus puluhan tahun yg lalu.

Di Sanggar Agung terdapat “Four Faced Buddha” yang gede banget, dan di sampingnya ada Dewa Ganesha. Tentu saja, teman-teman (termasuk saya) tidak mau ketinggalan untuk berfoto bersama Sang Ganesha yang sudah tidak asing lagi dan juga merupakan sosok yang telah menemani masa-masa kami menimba ilmu.

Lokasi yang dekat dengan laut ini terdapat arca Dewi Kwan Im yang sangat besar dan letaknya sangat tinggi, seolah-olah sang dewi datang dari khayangan menghampiri Sanggar Agung. Keren! Sayangnya langit telah gelap, sehingga kami tidak mendapatkan foto yang bagus untuk lokasi ini.

Jam di tangan telah menunjukkan 19.30, artinya waktu yang tepat untuk makan malam. Sesuai dengan ritual orang yang baru mengunjungi Surabaya, maka kami makan bebek goreng di BKT (Bebek Kayu Tangan), Jl. Bratang Gede. Disini menyediakan bebek/ayam dengan harga Rp12.000/potong ato Rp50.000/ekor. Harga yang cukup kompetitif.

Nah, tempat selanjutnya yang wajib dikunjungi di sini adalah adalah Gang Dolly. Penasaran dengan sebutannya yang merupakan red district terbesar se-Asia Tenggara, membuat kami tidak sabaran untuk segera membuktikan kebenaran apa yang telah disebut-sebut orang selama ini.

Waktu masih terlalu sore untuk melihat aktivitas di sana, jadi kami memutuskan untuk singgah di Sutos (Surabaya Town Square). Ini merupakan salah satu mall dengan konsep semi-outdoor. Kata salah seorang teman, ini mirip-mirip ama Paris Van Java Mall di Bandung. Kami cuma berkeliling sebentar dan kemudian sudah waktunya untuk menuju red district. Cabuttzz..

Satu belokan lagi menuju lokasi target. Kami telah siap dengan kondisi mata yang sigap. Wow… sangat-sangat menakjubkan. Di sepanjang kiri-kanan tertampang etalase-etalase yang berisi kaum hawa. Tadinya mau foto dari dalam mobil, tapi serem juga kalo para bodyguard di sana berang. Mana jalanan sempit lagi.

Akhirnya kami cuma lewatin jalan itu sebanyak 2 kali dan kemudian pulang ke rumah A&R di Ciputraland “The Singapore of Surabaya” untuk istirahat dan mempersiapkan diri untuk berpetualang esok harinya.

Bersambung ke East Java Trip : Journey to Surabaya - Sidoarjo - Sempu - Bromo - Malang - Batu (Part-2)

+ + + + +

Kredit: Beberapa foto dipinjam dari House of Sampoerna dan EastJava.com



Profil Kontributor
Effendy Siawira, geoscientist di sebuah perusahaan. Memiliki hobby travelling, petualang mengunjungi tempat baru, dan mencoba hal-hal yang baru. Tipe manusia yang tidak suka terikat dan melakukan sesuatu semaunya (dengan catatan tidak merugikan org lain, syukur-syukur kalau orang itu bisa ikut senang ^^). Paling senang berburu tiket promo dan merencanakan perjalanan jauh-jauh hari, walaupun pada akhirnya belum tentu tiketnya dipakai. Motto hidup: "tidak ada yang lebih penting selain membangun networking". Tulisan Effendy lainnya dapat dikunjungi di blog pribadinya: UNEQ – ONUQ by effendy siawira.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Web Hosting